Pasukan AS di Afghanistan, Ibarat Matador Melawan Banteng

AS nampaknya harus mengakui bahwa strategi militer yang diberlakukannya di Aghanistan tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Itulah yang tersirat dari laporan Jenderal Stanley McChrystal yang memegang komando militer AS di Afghanistan.

BBC menyebutkan, dalam laporannya Jenderal McChrystal mengibaratkan militer AS sebagai seorang matador yang sedang berusaha menundukkan seekor banteng (Taliban). McChrystal juga menyatakan, melindungi rakyat Afghanistan dari ancaman Taliban harus menjadi prioritas militer AS.

Bukan hal yang biasa seorang Jenderal militer AS berani mengungkapkan kondisi pasukannya, apalagi dengan nada pesimis. Pernyataan McChrystal bukan tidak mungkin akan memicu kontroversi. Dalam laporan itu, McChrystal juga mengatakan bahwa rakyat Afghanistan sedang mengalami krisis kepercayaan karena perang AS dan pemerintahan mereka melawan Taliban, tidak membuat kehidupan rakyat menjadi lebih baik.

Selayaknya, kata McChrystal, militer Afghanistan yang mengambil perang terbesar menghadapi Taliban, tapi militer Afghanistan belum siap melakukan itu sampai tiga tahun ke depan. Sedangkan kepolisian Afghanistan, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk benar-benar mampu menghadapi Taliban.

McChrystal menginginkan militer AS lebih mengintensifkan komunikasi dengan kelompok Taliban dan ia meyakini 60 persen persoalan di Afghanistan akan terpecahkan jika tersedia banyak lapangan pekerjaan bagi para pejuang Taliban.

Perang AS di Afghanistan menjadi blunder meski pemerintah AS sudah mengirimkan lebih dari 30.000 pasukan tambahan ke negeri itu. Dalam laporannya kali ini, McChrystal secara tersurat tidak menyinggung perlunya penambahan pasukan. Namun jika laporan itu sampai ke meja Presiden Obama, tidak tertutup kemungkinan kebijakan penambahan pasukan akan dilakukan kembali meski pemerintahan AS sendiri sudah kehilangan dukungan dari rakyatnya atas perang di Afghanistan. (ln/bbc)