Pasukan AS kembali terlibat skandal kemanusiaan di Irak. Polisi Irak menuduh pasukan AS terlibat dalam pembunuhan 26 warga sipil Irak di dua peristiwa berbeda.
"Ini merupakan kejahatan yang jelas dan sempurna, tidak diragukan lagi," kata Faouq Hussein, seorang kolonel polisi di kota Ishaqi, sebelah utara Baghdad.
Menurut kepolisian Irak, pasukan AS telah menembaki sebuah keluarga yang beranggota 11 orang di rumah mereka pada minggu lalu. Semua anggota keluarga itu tewas terdiri dari lima anak-anak balita, empat perempuan dan dua laki-laki.
Hussein mengatakan, dari autopsi yang dilakukan ditemukan bukti bahwa korban tewas karena tembakan di bagian kepala dan mayat-mayat mereka ditempatkan dalam satu ruangan sebelum rumah keluarga itu dihancurkan.
Namun pihak militer AS memberikan keterangan yang berbeda. "Ada satu musuh yang terbunuh, dua perempuan dan seorang anak kecil tewas dalam baku tembak. Gedungnya…. dihancurkan," kata Mayor Tim Keefe.
Karena ada perbedaan itulah, menurut Letnan Kolonel Barry Johnson, juru bicara senior AS di Baghdad, akan dilakukan investigasi dalam kasus tersebut.
Kantor berita Reuters menyebutkan, tindakan pasukan AS yang gemar menembaki warga sipil dan tindakan lainnya yang melanggar disiplin militer sejak invasi mereka ke negeri 1001 malam itu, kerap membuat rakyat Irak marah.
Majalah Time dalam edisi terbarunya juga menurunkan laporan tentang tindakan pasukan AS yang membunuh satu keluarga Irak yang berjumlah 15 orang di kota Haditha, sebelah barat Irak pada bulan November 2005 lalu.
Time menyebutkan, pasukan AS kalap ketika diserang saat melakukan patroli. Mereka lalu menyerbu sebuha rumah dan membunuh 15 warga Irak tak bersenjata yang berada didalamnya. Korban tewas antara lain terdiri dari tujuh perempuan dan tiga anak-anak.
Saat itu, militer AS mengklaim bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh kelompok bersenjata di Irak. Namun sejumlah saksi mata dan pejabat lokal yang diwawancarai Time mengungkapkan, para korban dibunuh oleh pasukan marinir AS.
AS langsung melakukan investigasi pada bulan Januari, setelah Time membeberkan perbedaan jumlahh korban dengan versi militer AS. Dari hasil investigasi itu terbukti bahwa 15 warga sipil Irak itu memang dibunuh oleh marinir AS.
Time menyatakan bahwa pihaknya mendapatkan rekaman video yang diambil oleh mahasiswa jurnalistik di Irak tentang pembantaian itu. Dalam rekaman itu terlihat mayat-mayat korban dibawa keluar rumah dan diserahkan ke kamar mayat.
Salah seorang anak yang lolos dari aksi kekejaman tentara AS, Eman Waleed, 9, mengungkapkan bahwa marinir AS telah membunuh semua anggota keluarganya. "Saya melihat mereka menembak kakek saya, pertama di dada kemudian di kepala. Kemudian mereka membunuh nenek saya," katanya berurai air mata. (ln/iiol)