Di tengah-tengah suka cita umat Islam se-dunia merayakan hari Idul Fitri, ratusan warga Muslim di timur Aghanistan merayakan Idul Fitri, Sabtu (13/10) dengan aksi unjuk rasa. Aksi itu mereka lakukan sebagai bentuk protes atas tindakan pasukan AS yang dituduh telah membakar kitab suci al-Quran.
Ratusan warga provinsi Kunar mengungkapkan kemarahannya dengan memblokade jalan selama berjam-jam. Namun sejumlah anggota parlemen lokal berhasil meredam kemarahan mereka. Menurut para pengunjuk rasa, pasukan koalisia pimpinan AS telah merobek-robek dan membakar al-Quran ketika melakukan penyerbuan pada tengah malam. Pasukan koalisi juga menangkap sejumlah warga tak berdosa dalam penyerbuan itu.
Seorang reporter AFP melaporkan bahwa ia melihat sobekan-sobekan al-Quran di desa Kodu, sekitar 20 kilometer sebelah selatan provinsi Asadabad. Sementara pihak pasukan koalisi mengakui bahwa mereka melakukan operasi militer dan menangkap empat warga, namun menolak tuduhan telah merobek-robek dan membakar al-Quran.
"Pasukan kolaisi yang terlibat dalam operasi itu tidak akan melecehkan lembaran kitab suci, " kata jubir pasukan koalisi Mayor Chris Belcher membela diri.
"Kami menghormati semua agama dan memperlakukan kitab-kitab suci dengan hormat sebagaimana layaknya, " sambung Belcher.
Tetapi dua orang pemilik rumah yang anggota keluargannya diciduk pasukan koalisi AS mengatakan bahwa tentara-tentara itu menyerbu masuk ke rumahnya dengan tiba-tiba, padahal waktu sudah lewat tengah malam dan memeriksa buku-buku miliknya.
"Mereka mengikat dan membawa dua anak lelaki saya. Mereka memeriksa buku-buku kami dan melemparkannya ke lantai, " kata Char Gul.
Lalu, sambung Gul, para tentara penjajah itu merobek dan membakar sebuah mushaf al-Quran dan membawa beberapa Qur’an lainnya. Saksi mata lainnya, Haji Mumtaz membenarkan keterangan Gul bahwa tentara koalisi menangkap empat warga kota dan melecehakn kitab suci al-Quran. (ln/al-arby)