Menyusul krisis kartun Nabi Muhammad Saw yang memicu kemarahan umat Islam terhadap Denmark, negara itu rencananya akan mengadakan konferensi tentang Islam dan Barat pada 8-10 Maret nanti, atas kerjasama antara kementerian luar negeri Denmark dan Danish Institute for International Studies.
Denmark sudah melayangkan undangan pada ulama Muslim terkemuka Syeikh Yusuf Qardhawi dalam kapasitasnya sebagai Ketua International Union of Muslim Scholars (IUMS) untuk datang dalamkonferensi tersebut.
"Kami menunggu partisipasi Qardhawi dalam konferensi yang ditujukan untuk membangun kepercayaan dunia Islam pada Denmark setelah peristiwa kartun itu," kata kordinator umum konferensi pada Islamonline disela-sela acara konferensi Aliansi Peradaban di Doha, Qatar.
"Ada 1,4 milyar umat Islam di dunia dan mereka punya pandangan yang berbeda-beda untuk menyelesaikan krisis. saya mengundang Syeikh ke konferensi ini. Saya menunggu untuk berjumpa dengannya," sambungnya
Namun nampaknya Qardhawi tidak akan memenuhi undangan itu. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Aljazeera, Qardhawi mengatakan, umat Islam harus melanjutkan tekanan mereka terhadap Barat, sampai mereka mengakui bahwa ‘sebuah penghinaan telah terjadi pada sebuah bangsa yang besar. Umat Islam harus terus bekerja berusaha agar insiden serupa tidak terjadi di masa datang.
Qardhawi juga menyampaikan desakannya lagi agar pemerintah Denmark dan Uni Eropa minta maaf dulu sebelum melaksanakan konferensi.
Protes Di dalam Negeri Denmark
Sementara itu, di dalam negeri Denmark sendiri, para pemuka Islam di negara itu mengkritik penyelenggaraan konferensi tersebut. Mereka beranggapan, pemerintah Denmark hanya mengikutsertakan kelompok-kelompok Muslim tertentu saja yang ada di Copenhagen dan mengesampingkan kelompok minoritas lainnya.
"Kami semua mendukung dialog itu, tapi harus iklusif, tidak selektif," kata Ahmad Tanweer, juru bicara Islamic Network, payung organisasi mahasiswa dan profesor Muslim.
"Saya pikir, konferensi semacam itu tidak akan membantu meredakan ketegangan karena tidak menyertakan sebuah komunitas yang menjadi kunci untuk membuat pertemuan itu sukses," sambungnya.
Hal serupa diungkapkan Ummar Arshad, Ketua ‘Muslim in Dialogue’. Ia setuju konferensi itu tidak akan membantu upaya meningkatkan dialog yang konstruktif.
"Kami belum menerika undangan dari pemerintah. Mengesampingkan komunitas di Denmark tidak mengarah pada tujuan," kata Arshad.
Konferensi yang akan diselenggarakan Denmark itu akan dihadiri oleh seorang ulama Mesir Amr Khalid.
Ketua Muslim Youth Organization, Imran Shah mengatakan, Khaled selayaknya bertemu dengan perwakilan umat Islam di Denmark, agar dialog yang berlangsung seimbang dan sukses.
Jorgen Baek Simonsen, seorang profesor dan pakar Islam mengatakan, dirinya sangat terkejut mengetahui bahwa para pemuka Islam di Denmark sendiri tidak diundang untuk ikut dalam konferensi tersebut.
"Kalau Amr Khaled datang dan pergi tanpa bertemu dengan para pemuka Muslim, warga Muslim Denmark akan merasa dimarjinalkan," katanya. Simonsen yang diundang dan akan hadir dalam seminar dua hari itu mengatakan, adalah sesuatu yang bodoh jika pemerintah Denmark mengabaikan warga Muslim.
"Ingat, bahwa tujuan utama konferensi ini adalah untuk memperbaiki citra Denmark di dunia Islam," sambungnya. (ln/iol)