Pasca Aksi Bom Syahid Dimona, Tentara Zionis Bunuh Dua Pejuang Hamas

Satu hari setelah aksi bom syahid di kota Dimona, Israel kembali mengintensifkan operasi militernya ke Jalur Ghaza.

Hari ini, Selasa (5/2) Pasukan Zionis menyerbu wilayah selatan Jalur Ghaza, dekat perbatasan Rafah. Sumber-sumber medis di Palestina mengungkapkan, dalam serangan tersebut pasukan Zionis membunuh dua pejuang Hamas.

Nama pejuang Hamas itu, menurut informasi dari rumah sakit di Palestina, adalah Mahmud Abu Taher dan Baker Abu Rajal. Militer Israel membenarkan serangan tersebut dan mengatakan bahwa pasukannya mencurigai kedua orang tersebut dan langsung menembaknya.

Rejim Zionis Israel saat ini memberlakukan status waspada menyusul serangan bom syahid di kota Dimona. Radio Israel melaporkan, rejim Zionis rencananya akan mengerahkan ribuan aparat kepolisiannya ke seluruh wilayah Israel.

"Pasukan kami sudah disiagakan, karena kami khawatir gelombang serangan teroris pasca insiden Dimona, " jelas Bertie Ohayon, seorang polisi senior pada Radio Israel.

Ia melanjutkan, "Kami sudah memobilisasi ribuan polisi dan tentara penjaga perbatasan dalam jumlah besar, dibantu dengan para sukarelawan yang menyisir pemukiman-pemukiman padat serta mengawasi area-area yang sensitif, terutama di sepanjang perbatasan dengan Mesir."

Aparat keamanan Israel juga membuka pos-pos pemeriksaan di pintu-pintu masuk kota. Patroli keamanan juga dilakukan di kawasan pesisir pantai seperti Al-Quds dan Tel Aviv.

Sementara itu, jumlah korban bentrokan antara aparat Mesir dan warga Palestina di perbatasan Rafah, dilaporkan terus bertambah. Situs al-Arabiya menyebutkan sedikitnya 45 polisi Mesir dan 14 warga Palestina luka-luka dalam insiden tersebut. Sedangkan jumlah korban tewas, tetap satu orang.

Otoritas pemerintah Palestina pimpinan Presiden Mahmud Abbas menuding Hamas berada di balik bentrokan yang terjadi saat aparat Mesir menutup perbatasan. Namun Hamas membantah tuduhan itu.

Pemerintah Mesir berada dalam posisi dilematis dalam menghadapi masalah perbatasan Rafah. Di satu sisi, Mesir tidak mau dipandang telah membantu blokade Israel terhadap rakyat Palestina. Di sisi lain, Mesir ditekan AS dan Israel untuk mengambil kontrol perbatasan. (ln/al-arby/aljz/presstv)