Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, mempersingkat liburannya, pada 10 Agustus, dan berusaha menyelamatkan ekonomi negaranya dari amukan krisis keuangan. Pasar saham mengalami kepanikan yang hebat, di mana saham Société Générale, bank ketiga terbesar negara itu, rontok hampir seperlimanya, atau turun 15 persen.
Faktor yang membuat rontoknya pasar saham di Perancis, adanya kekawatiran turunnya peringkat kredit Prancis dar AAA, kemudian oleh Standard & Poor diturunkan menjadi AA+. Seperti halnya Standard & Poor telah menurunkan rating kredit Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+, pada 5 Agustus lalu.
Utang Prancis setara dengan 82 persen dari PDBnya tahun lalu, sedangkan tahun 2007, utang Perancis baru 64 persen dari PDB nya. Ini mengalami tingkat kenaikan yang cukup tinggi. Banyak yang kawatir Perancis akan mengalami gagal bayar (default), dan ini akan membawa bencana bagi Zona Euro.
Setiap penurun rating ekonomi yang dilakukan oleh Standard & Poor akan mempunyai dampak ekonomi yang serius. Penurunan Perancis dari AAA menjadi AA+, memberikan tanda "merah" bagi negeri itu, masuk ke dalam krisis ekonomi yang sangat serius, dan membawanya ke dalam resesi.
Para investor samgat takut, terutama jika pertumbuhan ekonomi yang negatif, dan tidak menunjukkan gejala positif. Sementara, negara yang paling memegang surat utang (bond) terbesar adalah Jerman, yang sekarang jumlahnya sudah mencapai tiga kali lipat, dibandingkan tahun 2010. Biaya mengasuransikan potensi default oleh Perancis mencapai nilai tertinggi selama seminggu ini.
Presiden Sarkozy setelah melakukan pertemuan darurat dengan para menteri, berjanji memenuhi janjinya tentang pengurangan utang, dan berusaha memperbaiki kondisi ekonomi, yang terus melambat pertumbuhannya.
Saham Société Générale anjlok, biaya asuransi utang melonjak sebesar 55 basis poin, itu menunjukkan Perancis menghadapi peningkatan yang signifikan dalam biaya pinjaman. Saham bank Perancis lainnya juga terkena. BNP Paribas, bank terbesar zona euro, turun 9,5 persen Crédit Agricole turun sebesar 12 persen.
"Bank-bank Prancis memiliki keterkaitan kredit dengan Yunani dan Italia yang sudah bangkrut ekonominya. Sementara itu, para investor sangat khawatir tentang biaya krisis yang harus mereka pikul," kata seorang analis. Beberapa investor khawatir bahwa pertemuan Sarkozy dengan para menterinya, yang berlangsung mendadak itu, semata-mata untuk mengatasi krisis Société Générale. Istana Elysee menyangkal "semua rumor" itu.
Ketakutan utama bahwa jika rating Prancis diturunkan ratingnya oleh Standard & Poor, yang pasti akan berpengaruh terhadap Stabilitas Keuangan Eropa. (mh/tm)