Partai Nasional Ceko Cari Sensasi, Tawarkan Putar Film Geert Wilders

Sementara banyak kalangan yang menolak memberikan dukungan terhadap film "Fitna" buatan Geert Wilders, pernyataan mengejutkan datang dari Partai Nasional di Ceko yang menyatakan bersedia menayangkan film itu di situs resminya. Tentu saja pernyataan tersebut menuai kecaman dari para politisi lainnya di negara itu.

Dalam situs resminya, Partai Nasional menyebut para politisi Belanda dan Uni Eropa pengecut, karena tidak berani memutar film "Fitna" yang oleh banyak kalangan diyakini berisi penghinaan terhadap kita suci umat Islam, Al-quran. Partai yang tidak punya perwakilan di parlemen itu juga menuding para politisi Belanda dan Uni Eropa sendiri yang telah menyebarkan kepanikan dan tidak mampu memberikan dukungan pada Ketua Partai Kebebasan, Geert Wilders untuk memerangi Islam.

"Memutar film itu, merupakan respon terhadap para teroris Islam yang telah memeras dan menyerang serta merusak negara kami, " demikian bagian isi pernyataan partai kiri-jauh Ceko itu di situsnya.

Menteri Dalam Negeri Ceko Ivan Langer bereaksi keras atas pernyataan tersebut. Menurut Langer, tindakan Partai Nasional yang menawarkan diri untuk memutar film anti-Islam Wilders, merupakan tindakan yang bodoh. "Cara yang paling baik untuk membela diri dari orang-orang idiot ini adalah, dengan tidak menggubrisnya. Karena mereka cuma cari sensasi dan publisitas media, " tukas Langer.

Mantan Mendagri Ceko, Frantisek Bublan mengkawatirkan munculnya ketegangan akibat pernyataan Partai Nasional itu. "Saya berharap, jika hal ini terjadi bukan dari warga Muslim kita. Tapi bisa menimbulkan ancaman bahaya dari luar, " ujarnya.

Sebuah surat kabar di Belanda yang telah menyaksikan bagian film "Fitna" buatan Wilders melaporkan bahwa film itu menampilkan halaman muka kitab suci al-Quran, kemudian menampilkan gambar pemenggalan kepala yang terjadi di Irak, hukuman lemparan batu yang disebut terjadi di Iran dan eksekusi di negara Arab Saudi.

Pemerintah Belanda dan sejumlah negara Uni Eropa jauh-jauh hari sudah mengingatkan Wilders untuk tidak menyebarluaskan film-film yang bernuansa anti-Islam dan melecehkan al-Quran itu. Stasiun-stasiun televisi di Belanda juga sudah menolak menayangkan film Wilders dan sebuah perusahaan jasa internet berbasis di AS, Network Solutions juga memutuskan menutup situs yang menggunakan jasa hostingnya, karena mempromosikan film tersebut.

Negara-negara Muslim, seperti Pakistan, Indonesia, Mesir, Iran dan Afghanistan, sudah menyatakan protes atas film Wilders. Namun Wilders tetap menyatakan akan menyebarluaskan filmnya sebelum tanggal 1 April, dengan cara membuatnya dalam bentuk DVD yang akan dibagi-baikannya di alun-alun kota Amsterdam. (ln/al-arby).