Partai ultra nasional Yisrael Beitenu, yang juga partai tempat bernaung Menlu Israel Avigdor Lieberman, meminta pemerintah Israel melarang peringatan Hari Nakba atau "Hari Malapetaka" yang diperingati warga Palestina setiap tanggal 15 Mei.
Menurut Yisrael, memperingati Hari Malapetakan sama artinya menolak dan menentang negara Yahudi Israel.
Untuk itu, Partai Yisrael Beitenu berencana mengajukan draft undang-undang larangan peringatan Hari Nakba ke parlemen Israel pekan depan. Undang-undang tersebut bukan hanya melarang peringatan Hari Nakba tapi juga mengenakan sanksi penjara paling lama tiga tahun bagi siapa saja yang melanggarnya.
"Rancangan undang-undang ini bertujuan untuk memperkuat persatuan negara Israel dan melarang peringatan Hari Kemerdekaan Israel sebagai hari duka cita," kata Jubir Partai Yisrael Beitenu Tal Nahum.
Jika parlemen Israel menerima rancangan undang-undang itu, ketegangan rasial antara warga Yahudi Israel dan Arab akan makin tajam. Sebelumnya, warga Arab Israel mengecam tuntutan Lieberman pada masa kampanyenya agar warga Arab menyatakan sumpah setianya pada negara Yahudi Israel. Warga Arab menganggap tuntutan Lieberman sebagai tindakan rasis.
Bagi Israel hari terbentuknya negara Israel adalah Hari Kemerdekaan. Tapi bagi rakyat Palestina hari itu adalah Hari Malapetaka. Menjelang deklarasi negara Israel , pasukan militan Irgun pimpinan Menachem Begin yang menjadi cikal bakal militer Israel, melakukan pengusiran besar-besaran terhadap warga Palestina. Pasukan yang lebih mirip gang mafia Yahudi itu merampas rumah, harta dan tanah warga Palestina untuk ditempati oleh orang-orang Yahudi (ln/aby)