Lebih dari 500 organisasi non pemerintah menyatakan telah berkoalisi untuk melakukan aksi mendukung Gul. Organisasi tersebut merupakan gabungan dari berbagai lembaga advokasi, lembaga buruh dan organisasi perempuan Turki. Mereka menyatakan akan mengadakan aksi tandingan terhadap aksi pro sekuler yang menentang Gull dalam pemilu presiden.
"Turki akan tetap sekuler dan selamanya sekuler, " "Katakan tidak untuk Negara Islam, " "Tidak untuk syariat Islam. " Seperti itulah sebagian yel-yel yang diteriakkan oleh para demonstran yang menentang pencalonan Abdulla Gul dalam pemilu presiden Turki mendatang.
Aksi demonstrasi yang terjadi hari Ahad (29/4) itu, merupakan aksi demonstrasi pro sekuler terbesar, setelah sebelumnya mereka juga menggelar aksi menentang kemungkinan Recep Tayep Erdogan untuk maju dalam pencalonan Presiden. Baik Abdullah Gul maupun Erdogan, sama-sama dianggap mempunyai pemikiran Islam yang mengancam sekulerisme Turki.
Abdullah Gul yang saat ini masih menjabat Menteri Luar Negeri Turki, menyatakan takkan mundur dari pencalonan dirinya untuk terjun dalam pemilu presiden Turki dalam waktu dekat. Gul merupakan calon yang diusung oleh Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki sebagai partai penguasa sekaligus memiliki basis suara terbesar di Turki. Gul ditentang warga sekuler Turki lantaran dianggap sebagai sosok yang memiliki latar belakang pemikiran Islam. Dalam sidang parlemen yang baru lalu, suara dukungan kepada Gul mendominasi untuk maju sebagai calon presiden. Hal ini kemudian disambut dengan kritik keras dari junta militer Turki yang menyatakan, "Kami siap bergerak membela sistem sekularisme Turki. "
Menanggapi aksi besar pro sekuler Turki, kepada Islamonline, lebih dari 500 organisasi non pemerintah menyatakan telah berkoalisi untuk melakukan aksi mendukung Gul. Organisasi tersebut merupakan gabungan dari berbagai lembaga advokasi, lembaga buruh dan organisasi perempuan Turki. Mereka menyatakan akan mengadakan aksi tandingan terhadap aksi pro sekuler yang menentang Gull dalam pemilu presiden.
Namun demikian, sejumlah sumber dari Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP) mengatakan, meskipun mereka mampu mengorganisir aksi demonstrasi lebih besar dari aksi pro sekuler hari Ahad kemarin, tapi AKP lebih menginginkan menempuh proses politik yang tenang dan justru memberi peringatan keras bagi seluruh kader pendukungnya untuk tidak turun ke jalan. "Ini untuk mencegah agar Turki tidak terjerumus pada suasana politik yang semakin genting, " ujar responden Islamonline mengutip informasi dari AKP.
Gul sendiri menyatakan akan terus melanjutkan upayanya untuk menempuh jalur politik di parlemen Turki untuk pencalonan dirinya. Pada putaran pertama (26/4), Gul gagal memperoleh suara terbesar dari parlemen Turki untuk maju sebagai calon presiden. Ketika itu, Gul memperoleh dukungan 357 suara, beda tipis dengan keharusan dukungan suara sebanyak 367 dari total kursi parlemen Turki sebanyak 500 kursi.
Rencananya, pada putaran kedua hari Rabu pekan ini, Gul akan kembali menggalang dukungan hingga mencapai angka suara 50+1, untuk kemudian diajukan sebagai calon presiden Turki mendatang. (na-str/iol)