Partai Islam Paling Mendulang Kerugian Dalam Pemilu Pakistan

Di antara banyak orang yang memboikot pemilu, dan sedikit yang ikut memberikan suara, partai-partai Islam-lah pihak yang paling banyak menuai kerugian suara dalam pemilu yang baru saja dilakukan di Pakistan. Ini analisa sejumlah pengamat politik atas hasil akhir pemilu Pakistan yang dimenangkan oleh partai Butho.

Dalam pernyataannya kepada Islamonline, Imtiyaz Husain, pengamat politik Pakistan asal Peshawar mengatakan, “Hasil pemilu ini sebenarnya sudah bisa diduga.”

Ia lalu menggambarkan kondisi partai-partai Islam dalam pemilu terakhir dibandingkan pemilu tahun 2002, yang diikuti enam partai Islam yang berkoalisi dalam “Majlis Al-Amal Al-Muttaheda”. Saat itu, mereka meraih 66 kursi dari total jumlah kursi parlemen yang berjumlah 272 kursi.

Pembentukan koalisi itu sebenarnya sudah membentuk sayap mereka di wilayah perbatasan barat daya Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan. Mereka juga memperoleh dukungan penting dalam pemerintahan lokal di Balochistan. Tapi semua itu terpecah sebelum pemilu digelar karena sejumlah besar anggota Partai Jamaah Islamiyah sebagai partai Islam terbesar di Pakistan memboikot pemilu. Di tambah dua partai Islam lainnya yang juga menyatakan diri memboikot pemilu. Akhirnya, pemilu kemarin praktis hanya diikuti oleh Partai Jam’iyah Ulama Islam, dan dua partai Islam lainnya yang merupakan partai gurem. Hasilnya, ternyata partai Islam tidak dapat meraih kursi kecuali hanya lima kursi saja.

Sampai saat ini suara yang mendukung kelompok oposisi yang sebelumnya dipimpin oleh mediang Benazir Bhuto, meraih 87 kursi. Dan Partai Rabithah Islamiyah yang dipimpin sayap Nawaz Sharif memperoleh 67 suara. (na-str/iol)