Pemilu Israel diambang pintu. 10 Februari ini, bangsa yang tak punya negara itu akan memilih pemimpinnya untuk menggantikan Ohud Omert, Perdana Menteri sekarang, yang dianggap gagal selama masa pemerintahannya. Salah satu dihentikannya agresi Israel terhadap Gaza adalah karena adanya pemilu ini pula, selain juga dijadikan sebagai alat kampanye.
Siapa yang akan menang kiranya? Menurut banyak pengamat, kemungkinan Partai Likud yang akan berhasil merebut suara terbanyak rakyat Israel.
Partai Likud adalah kubu garis keras dari oposisi sayap kanan Israel. Sekarang, Likud hanya menguasai 12 kursi saja dari Knesset, nama lain dari parlemen Israel. Jumlah keseluruhan kursi yang diperebutkan semuanya adalah 120, dan Likud diperkirakan bisa menggandeng setidaknya 62-62 kursi pada pemilu beberapa hari lagi itu.
AFP mencatat, bahwa kecenderungan masyarakat Israel sekarang ini akan memilih penguasa yang berada di garis keras. Ini berdasarkan akibat perbuatan Israel yang mengagresi Gaza sudah memberikan rasa tidak aman pada rakyat Israel.
Tahun 2009 ini diyakini merupakan momen partai-partai agama ekstremis Yahudi yang akan naik ke permukaan. Di belakang Likud, ada dukungan kuat dari Beitenou, kekuatan ultra kanan Israel. Partai yang tengah berkuasa sekarang, Kadima, pimpinan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni diperkirakan akan memperoleh kursi sedikit. Partai lainnya, Partai Buruh popularitasnya merosot tajam.
Jika Partai Likud berkuasa, maka Israel kemungkinan besar akan kembali dipimpin oleh Benjamin Netanyahu. Dalam janji politiknya semasa kampanye, Netanyahu menyatakan akan menumbangkan pemerintahan Hamas sekaligus mengenyahkan Khalid Misyal sebagai pimpinan Hamas dari muka bumi. Netanyahu adalah Perdana Menteri ke-9 Israel 1996 – 1999. (sa/afp)