Parlemen Uni Eropa: Kebebasan Berekspresi Tidak Bisa Dibatasi Tapi Harus Bertanggung Jawab

Parlemen Uni Eropa pada Kamis (16/2) menyerukan agar kebebasan berekspresi harus disertai dengan tanggung jawab. Meski demikian mereka menolak jika kebebasan berekspresi dibatasi menyusul aksi masa dunia Islam atas publikasi kartun Nabi Muhammad Saw.

Parlemen Eropa mengadopsi resolusi yang menyatakan, Uni Eropa ‘meyakini bahwa kebebasan berekspresi selayaknya dilakukan dengan tanggung jawab dan menghormati hak asasi manusia, agama, keyakinan dan perasaan pihak lain. Namun kebebasan berekspresi dan independensi pers sebagai hak yang universal tidak bisa dibatasi oleh individu atau kelompok yang merasa tersinggung dengan apa yang dikatakan atau ditulis oleh pers’.

Presiden Austria Heinz Fischer yang sedang menjabat sebagai presiden UE mengatakan, media massa harus menghormati pandangan umat Islam bahwa Nabi Muhammad Saw sama sekali tidak boleh divisualisasikan.

Sementara itu, Republik Chechnya, melalui juru bicara kementerian luar negerinya mengatakan bahwa negara itu kini sedang mencari dukungan dari Uni Eropa untuk Denmark dalam menghadapi aksi boikot produk-produk Denmark di negara-negara Muslim.

"Dia (Menteri Luar Negeri Chechnya, Cyril Svoboda ) telah diberi mandat untuk melakukan negosiasi untuk menentukan langkah bersama," kata jubir kementerian luar negeri Chechnya, Vit Kolar.

Langkah itu dilakukan untuk melakukan pendekatan agar Uni Eropa menyetujui dukungan ekonomi terhadap perusahaan-perusahaan yang terkena dampak aksi boikot oleh negara-negara Muslim.

Kolar mengatakan, pendekatan terhadap negara-negara Uni Eropa lainnya akan dilakukan dalam kesempatan pertemuan menteri-menteri luar negeri. "Kami mengharapkan dukungan dari banyak negara," katanya. (ln/iol)