Tim Parlemen Inggris menyatakan strategi pemblokadean yang diterapkan Barat atas Palestina sejak Maret 2006, gagal.
Pemblokadean yang dijatuhkan Barat karena kemenangan Hamas dalam pemilu demokratis pada Januari 2006 itu, dikatakan tidak memberi perubahan apapun kecuali semakin mendekatkan Hamas kepada Iran.
Menurut Tim Parlemen Inggris bidang Pembangunan Internasional, dalam laporannya yang disampaikan hari Rabu (31/1), hukuman pemboikotan yang dilakukan Barat terhadap pemerintahan Palestina pimpinan Hamas, justru menjadikan Hamas mencari lokasi lain guna mendapatkan bantuan dan dukungan dana, di tengah krisis kemiskinan dan kesulitan yang semakin mencekik rakyat Palestina.
Dalam laporan tersebut, tim parlemen Inggris dalam kesimpulan soal bantuan pembangunan dan pengembangan wilayah Palestina menyatakan, “Hamas kini mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan sejumlah pemerintahan negara lain semisal Iran. Hubungan itu lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya. ”
Iran yang dipimpin oleh Presiden Ahmadinejad disebut memberi bantuan dana besar pada pemerintahan Hamas yang dipimpin Ismail Haniyah guna mengatasi problematika ekonomi yang semakin sulit di Palestina akibat blokade Barat.
Dalam kamus Barat, Iran Suriah Hamas dan Hizbullah adalah lingkaran penghancur di Timur Tengah. Namun kondisinya kini berbalik. Kepala Tim Parlemen Malcolm Prous malah mengingatkan, “Masyarakat Internasional kini telah menciptakan kondisi yang berbahaya di Timur Tengah. ”
Ia menambahkan kondisi itu tak mungkin dipertahankan lagi. “Sikap pemerintah Inggris yang sampai sekarang menolak berdialog dengan Hamas ternyata menjadi bumerang. Ini adalah pesan yang jelas bahwa, seandainya kondisi ini berlalu terus dalam waktu panjang, sudah dipastikan negara Palestina benar-benar runtuh. ”
Ia lalu meminta pemerintah Inggris untuk membuka pintu dialog dengan Hamas yang oleh Barat secara sepihak dituding sebagai organisasi teroris. (na-str/iol)