Parlemen Afghanistan mengambil langkah konkret untuk mendekati milisi bersenjata Taliban. Mereka mengatasnamakan pemerintah mengundang Taliban untuk berdialog. Mereka juga meminta NATO untuk menghentikan serangan militernya menggempur tempat-tempat yang diduga menjadi basis kekuatan Taliban di Afghanistan.
Keputusan ini, akan segera diajukan pula ke Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Dalam proposal tersebut juga dijelaskan tentang pandangan undang-undang yang membedakan antara anasir Taliban dan milisi bersenjata dari Pakistan serta Al-Qaidah, yang disebut oleh parlemen Afghanistan sebagai musuh negara. Namun demikian sejumlah informasi mengatakan bahwa pihak Taliban menolak untuk berdialog.
Parlemen Afghanistan sendiri akan terus berupaya melakukan pendekatan dengan Taliban dengan menghentikan serangan militer yang dilakukan koalisi NATO ke sejumlah lokasi di pegunungan Afghanistan. Dalam keterangannya, parlemen juga meminta adanya tenggat waktu yang jelas bagi pasukan asing untuk pergi dari Afghanistan, jika pasukan nasional Afghanistan dianggap telah kuat dan mandiri.
Para pengamat memandang langkah parlemen mendekati Thliban karena adanya imej yang semakin buruk di dunia internasional terkait meningkatnya jumlah warga sipil Afghan yang terbunuh. Juga terkait kegagalan pemerintah untuk meningkatkan perbaikan kehidupan rakyat Afghan hingga saat ini.
NATO beberapa waktu lalu mengklaim telah berhasil membunuh 150 anggota Taliban melalui serangan udara membabi buta. Namun menurut pemerintah Taliban, hanya 80-an orang Taliban yang tewas dalam insiden tersebut. Sementara Human Right Intenational menuding NATO bertanggung jawab atas tewasnya puluhan warga sipil di Afghanistan dalam serangan tersebut. (na-str/bbc)