Brown juga mengajukan keluhan ke Equal Employment Opportunity Commission tahun lalu, termasuk pengakuan tentang perkataan supervisornya yang menyebutnya seperti teroris di depan karyawan lain.
Sementara Mays mengklaim, supervisor mengatakan ada kesalahpahaman tentang kebijakan tentang larangan berhijab, yang seharusnya disebutkan sebelum dia mulai bekerja.
“Tidak ada yang harus memilih antara mata pencaharian mereka dan keyakinan mereka,” kata pengacara CAIR Zanah Ghalawanji yang dikutip di ABNA, Senin (17/8).
“Dengan membela hak-hak mereka dan melawan, Tia, Shakeya, dan Madinah berharap badan ini dilarang memaksakan keadaan yang mengerikan ini pada wanita lain di masa depan,” sambungnya.
Gugatan, yang juga diajukan oleh firma hukum Jacobs & Crumplar, meminta perintah untuk melarang setiap departemen untuk mendiskriminasi karyawan atas dasar agama, jenis kelamin, atau ras. (rol)