Seorang Brahimi , tokoh oposisi sekuler dan kiri yang terbunuh , sebelumnya terpilih sebagai anggota parlemen pada bulan Oktober 2011 untuk wilayah Sidi Bouzid, tempat berawalnya demonstrasi revolusi musim semi Arab yang berhasil menggulingkan diktator Ben Ali.
Pada tanggal 7 Juli 2013 yang lalu , ia mengundurkan diri sebagai sekretaris jenderal Gerakan Populer, yang didirikannya, ia keluar dengan mengatakan partai itu telah disusupi oleh kelompok Islam.
Dampak pembunuhan atas dirinya memicu demonstrasi sekuler dan kiri turun ke jalan dan mencela pemerintahan dari kalangan Islam yang berkuasa.
“Bebaskan Tunisia , Usir Ikhwanul Muslimin !” Teriak mereka, mengacu pada hubungan Ikhwanul Muslimin dengan partai pemenang Ennahda.
“Ghannouchi pembunuh!” Teriak mereka.
Mohamed Maaroufi, anggota komite pemuda yang mengorganisir protes tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa mereka akan tetap di jalan-jalan sampai partai Ennahda telah dipaksa keluar dari pemerintah. Mereka berharap dengan demonstrasi ini bisa berhasil seperti demonstrasi sekuler di Mesir.
Di wilayah Sidi Bouzid, massa sekuler juga meneriakkan “Ganyang Ikhwan , turunkan segera , penyiksa rakyat!”
Ribuan juga memprotes di dekat Menzel Bouzaine, di mana kantor Partai Ennahda dibakar.
Perdana Menteri Ali Larayedh, mengatakan kepada wartawan: “Saya mengutuk pembunuhan tersebut sebagai kejahatan yang najis yang menargetkan runtuhnya negeri Tunisia dan keamanan.”
Presiden Moncef Marzouki mengatakan pembunuhan itu ditujukan untuk mengalihkan tujuan Arab Spring, dan menyebutnya sebagai “bencana nasional kedua” setelah pembunuhan Belaid itu. (Arby/Dz)