Konfrensi international Jama’at Islam, selama tiga hari 24-26 Oktober, yang bertempat di Minar-e Pakistan berlangsung tertib dan aman, meski diselingi kekhawatiran akan bomb bunuh diri, tak menyurutkan langkah ratusan ribu aktivis dari penjuru Pakistan dan dunia, untuk menghadiri acara tersebut.
Pemimpin pergerakan Islam dan para perwakilan dari masing-masing ormas Islam dunia menitik beratkan pentingnya persatuan atau ukhuwah islamiyah dan kerjasama kolektif untuk membendung arus konspirasi anti Islam, demi menjaga kesatuan serta populasi ummat Islam di seluruh dunia.
Pimpinan Ikhwanul Muslimin dari Mesir yang diwakili oleh Dr. Omar Saeed Al-Qantavi mengatakan, Jama’at Islam dan Ikhwanul Muslimin sedang melakukan pekerjaan yang sama yaitu mengatur sekaligus menyatukan aspirasi kebebasan ummat Islam di mata dunia, beliau merasa puas atas kinerja dan peran Jama’at Islam selama ini dalam membantu mengatasi problem ummat Islam, khusunya ketika wajah ummat Islam sedang dipojokkan oleh konspirasi dunia.
Beliau mengatakan, populasi umat Islam sudah terlihat nyata, sekarang saatnya membangkitkan gairah umat ini, dan ini adalah tugas para pemimpin dunia Islam untuk membuat tatanan persatuan baru diantara mereka dengan terorganisir untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ikhwanul Muslimin dari Jordan, yang diwakili sang sekretaris Dr. Hammam Saeed menyatakan pembebasan Masjidil-Aqsa adalah impian setiap ummat Islam, disini perlunya setiap masing-masing individu memahami tugas dan perannya dalam masyarakat Islam secara majemuk, beliau menambahkan bahwa usaha yang telah dilakukan oleh saudara se-Iman di Pakistan untuk pembebasan Palestina adalah sama dengan yang diinginkan oleh dunia Arab secara keseluruhan yang pada intinya menuntut para pemimpin dunia Islam dan perangkat pemerintahannya untuk maju bersama-sama memberi pemahaman yang cukup serta responsif terhadap isu-isu global dan kontroversial seperti Palestina, Kashmir dan lainnya.
Ketua Pergerakan Islam asal Tunis, Syaikh Rashid Al-Ghannusi megatakan, Jihad telah diwajibkan dengan tujuan membasmi ketidakadilan, keculasan sekaligus menda’wahkan Islam ke seluruh dunia. Beliau menambahkan, Revolusi Islam tidak identik dengan kekerasan, tapi yang perlu diingat bahwa rezim militer dan juga intervensi asing seringkali memblokade dan menghalang-halangi laju gerak kebangkitan Islam dalam decade terakhir ini. Pujian untuk Pakistan pun beliau layangkan karena telah melengserkan rezim kediktatoran.
Wartawan kawakan Inggris yang masuk Islam ketika di sekap oleh pejuang Taliban beberapa tahun lalu Yvone Ridley ( Maryam, nama muslimnya) juga ikut hadir, dalam pidatonya mengatakan, Presiden Bush yang sedang menghitung hari di singgasana kepresidenan Amerika, telah meninggalkan banyak kenangan pahit dan tak sedap semisal Guantanamo, Abu Gharib, Bagram dan beberapa perlakuan tak berprikemanusiaan lainnya, terutama kepada para tawanan Muslim. Ia mengatakan baru-baru ini FBI mengakui bahwa tahanan bernomer 650 masih tetap di Tahanan Bagram tapi bukan Dr. Aafia Siddiqi, Yvonne sendiri saat ini sedang melakukan penyidikan terkait dengan pemilik identitas pemilik nomer tahanan tersebut dan berharap penduduk Pakistan bersedia membantu pembebasan saudarinya dari tahanan Amerika.
Yvone juga mengajukan sebuah pertanyaan kepada para hadirin, siapakah di antara mereka yang berpihak kepada Bush? Ia menyalahkan eks Jendral Pervez Musharraf yang dalam bukunya terang-terangan mengakui melakukan ekstradisi terhadap orang-orang tak bersalah untuk diadili di Amerika hanya karena iming-iming dollar, Yvone menganggap hal ini sungguh perbuatan yang memalukan untuk seorang kaliber Presiden.
Ia salut kepada para ribuan Syahidah pelajar putri tak bersalah yang diberondong oleh tentara Pakistan dalam Jamia Hafsa ( Lal-Masjid ) begitu juga dengan kasus kekerasan terhadap Dr. Aafia Siddiqi yang dilakukan Amerika, bisa dibilang melewati batas kemanusiaan dalam sejarah peradaban moderen. Ia menambahkan, pihak investigator Amerika melakukan kekejaman psikologi dan yang lebih buruknya mereka menyuruh mandi di depan mata pasukan Amerika.
Lebih lanjut ia bercerita masa-masa ketika dalam tawanan Pejuang Taliban, apa yang ia alami ketika di tawanan pejuang Taliban hingga menyebabkan beliau mendapat hidayah Islam, adalah tidak lain karena perlakuan sopan dan mulya para pejuang terhadap dirinya, kontras dengan kelakuan prajurit Amerika terhadap Dr. Aafia Sidiqi yang menjadikan anjing sebagai penjaganya.
Perwakilan Presiden Iran, Ayatullah Ali Tashkiri ikut hadir di sela-sela ijtima dan menyatakan bahwa krisis yang dialami oleh Amerika membuat permasalahan ummat Islam semakin sulit, khususnya menghambat laju pergerakan Islam dan organisasinya, lebih lanjut lagi gagalnya kebijakan yang dianut oleh Barat menunjukkan rapuhnya system yang diterapkan oleh para pemimpinnya. Pergerakan Islam akan bangkit manakala diiringi dengan mental kesabaran dan sholat ( doa ) yang berkesinambungan. Beliau menekankan hanya Islam-lah satu-satunya agama yang dapat memimpin dunia seperti yang dicita-citakan seluruh makhluk di muka bumi.
Partai Islam Malaysia yang diwakili oleh gubernur propinsi Perak Muhammad Nizar bin Jamaludin, mengatakan bangkitnya kekuatan ummat Islam dapat dilihat dari teguh dan rajinnya seorang muslim dalam mengamalkan ajaran agamanya, system keadilan dan persamaan dalam Islam sudah harus dipromosikan kepada public dunia sejak dini, sehingga mereka dapat mengetahu wajah Islam yang sebenarnya. (kiriman dari Adam Bachtiar, Pakistan)