Para pejabat Turki melakukan pertemuan di Ankara hari ini (10/9) setelah terbentuknya “Pusat Konsultasi Radikalisasi” di Jerman yang dianggap sebagai metode baru untuk memblacklist muslim, harian Haberturk melaporkan.
Pusat, yang mulai beroperasi pada awal 2012, menyerukan warga Jerman untuk memberikan informasi tentang orang-orang yang mereka liat menjadi “radikal.”
Pejabat yang bertanggung jawab untuk urusan luar negeri Turki, serta otoritas dari Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman, Departemen Uni Eropa, Organisasi Intelijen Nasional (MIT) dan Direktorat Urusan Agama akan bertemu di Ankara untuk membahas tindakan tegas terhadap pusat Pusat Konsultasi Radikalisasi.
“Peluncuran jaringan intelijen baru dengan sebuah gerakan keluhan baru dapat mengakibatkan masalah serius,” kata seorang pejabat Turki yang berbicara dengan syarat anonim. “Tidak jelas di mana kriteria radikalisasi akan ditetapkan.”
Sebelumnya Jerman baru-baru ini membuat kampanye terbuka dengan menampilkan poster yang memperingati warga agar mengawasi teman, saudara serta keluarga mereka menjadi radikal dalam berislam.(fq/hurriyet)