Para komandan senior angkatan bersenjata Inggris menyatakan, pengiriman pasukan ke Irak tidak ada manfaatnya. Oleh sebab itu, para komandan senior itu meminta dengan tegas pada Perdana Menteri Inggris Gordon Brown untuk segera menarik pulang pasukan Inggris di Irak.
Menurut para jenderal itu, militer Inggris sudah melakukan apa yang bisa mereka lakukan di Irak, tapi tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan sekarang di Negeri 1001 Malam itu. Pada harian Inggris Independent, mereka mengatakan bahwa Inggris tidak perlu menunda lagi penarikan pasukannya di Irak yang berjumlah sekitar 5. 500 pasukan.
Para jenderal militer Inggris itu mengungkapkan, 90 persen aksi-aksi kekerasan yang terjadi di kota Basra-kota ketiga terbesar di Irak-targetnya adalah pasukan Inggris. Tempat pertahanan sekitar 500 pasukan Inggris di Istana Basra, menjadi sasaran serangan sekitar 60 roket dan mortir setiap harinya.
Para tentara Inggris di Basra, menyebut kedatangan sekitar 5. 000 pasukan baru ke kota itu sebagai misi bunuh diri. Seorang sumber di kemiliteran Inggris pada Independent mengatakan, daftar pasukan yang tewas sudah seperti "gulungan kertas toilet."
Pada tahun 2007 saja, jumlah pasukan Inggris yang tewas di Irak mencapai 41 orang, jumlah terbesar sepanjang invasi pasukan koalisi AS ke Irak. "Kami menjadi bagian terbesar dari problem di Irak. Tanpa keberadaan kami, tingkat pembunuhan akan menurun, " kata seorang tentara Inggris.
Jenderal Sir Richard Dannatt, panglima angkatan bersenjata Inggris mengakui bahwa keberadaan pasukan Inggris di Irak, hanya makin memperburuk situasi keamanan. Karenanya, pasukan Inggris harus segera meninggalkan Irak.
Di sisi lain, para pengamat militer di AS menilai mundurnya Inggris dari medan perang di Irak merupakan tindakan yang "buruk dan memalukan" dan hanya akan mendorong kelompok pejuang di Irak untuk meningkatkan serangannya terhadap pasukan asing.
"Kelompok pejuang di Irak akan makin menunjukkan bahwa mereka menginginkan pasukan Inggris segara keluar dari Irak. Itu artinya, mereka akan menggunakan bom-bom mobil, RPG, dan melakukan penyergapan, " kata Stephen Biddle, penasehat senior Bush dan komandan pasukan AS di Irak, pada surat kabar Times.
"Penarikan mundur pasukan Inggris akan menjadi persoalan yang berat. Mereka (para pejuang Irak) ingin melihat kekalahan Inggris. Ini akan menjadi hal yang buruk dan memalukan, " tukas Biddle yang menyarankan penambahan pasukan ke Irak pada Presiden Bush.
Tapi bagi para jenderal militer Inggris, keberadaan pasukan Inggris di Basra merupakan sebuah kekeliruan dalam sejarah militer negeri itu. (ln/iol)