Para Isteri Aktifis Reformasi Saudi Ingatkan Raja

Sampai saat ini sejumlah aktifis reformasi Saudi masih mendekam di penjara. Isteri-isteri mereka pun protes dengan melayangkan surat kepada Raja Abdullah agar suami mereka segara dibebaskan, tidak dizalimi, dibiarkan beraktifitas, dan menuntut agar tangan-tangan jahat yang kerapkali merongrong para aktifis reformasi itu segera dihentikan.

Kerajaan Arab Saudi telah menangkap sejumlah aktifis reformasi yang membubuhkan tanda tangan dalam sebuah bentangan kain yang isinya menuntut adanya reformasi politik dan undang-undang. Sementara Kementerian Luar Negeri Saudi sendiri memberikan keterangan bahwa penangkapan mereka itu karena mereka dituduh sebagai penyokong dana tindak terorisme.

Tentu saja keterangan Kementerian luar negeriitu langsung dibantah para isteri aktifis. “Kami tujukan seruanini sebagai bukti atas nama Allah, dan keinginan kami agar ada di antara kalian orang-orang pemberani yang akan mengembalikan hak kami. Anda wahai Khaadima al-Haramain (pelayan dua tempat suci). Anda tahu bahwa mereka itu berasal dari sebuah komunitas yang bukan jahat atau arogan. Mereka itu tengah bekerja tanpa pamrih dengan segala cara yang Allah bolehkan, untuk mewujudkan kebenaran dan menemukan tujuan keberadaan mereka di dunia ini, ” tegas surat itu yang ditujukan kepada Raja Arab Saudi seperti dikutip IslamOnline.

Lebih lanjut para isteri aktifis itu menagih janji reformasi Raja Abdullah. Ditegaskan surat itu, “Ingat kata-kata Anda kepada para penyeru reformasi dan Anda orang yang memberikan kabar gembira akan adanya ‘kerajaan kemanusiaan’. Bukankah Anda tengah berupaya untuk meneguhkan negara hukum dan undang-undang dan Anda menyatakan akan memerangi kerusakan?”.

Pada bagian lain dari surat itu dikatakan, ”Kami mengajukan tuntutan bantuan dan perlindungan kepada Anda, untuk mengembalikan segala sesuatunya ke tempatnya semula. Wahai Khaadima Al-Haramain, sungguh Anda telah diberiakn kekuasan. Demi Allah, keuasaanitu adalah cobaan yang harus dipertanggung-jawabkan nanti ketika Anda berdiri di hadapan Rajanya para raja dan Tuhannya para pemilik. Sungguh kekuasaan itu amanah, dandi akhirat nanti akan menjadi penghinaaan dan penyesalan bagi siapa pun yang tak melindungi hak-hak rakyatnya. ”

Surat itu ditujukan kepada Raja Abdullah sebagai protes atas penangkapan yang dilakukan Departemen Dalam Negeri, yang telah melakukan berbagai pelanggaransecara kasar terhadap HAM dan hukum yang berlaku. Misalnya penggeledehan rumah-rumah, pelarangan para aktifis untuk bertemu isteri-isteri mereka, pelarangan memperoleh obat-obatan dan memperoleh hak didampingi pengacara.

Sekedar mengingatkan bahwa pada tanggal 2 Februari lalu pihak keamanan Saudi melakukan penggeledahan terhadap sebuah vila milik pengacara Ishom Bashrawi di Jeddah. Saat penggeledahan, di dalam vila itu ada lima tokoh reformasi yang sedang berkumpul, akhirnya keenam orang itu ditangkap dan seorang asisten pribadi Bashrai serta seorang rekannya lagi di mobil juga ikut ditangkap. Sementara dua orang lagi di Madnianh juga terancam diciduk.

Mereka yang ditankap itu adalah, Sulaiman Ar-Rasywadi (mantan hakim), Dr. Suud Mukhtar al-Hasyimi (pengajar Universitas Raja Abdul Aziz), Abdul Aziz Bin Sulaiman Al-Khirriji (dokter dan pengusaha), Abdurahman Asy-Syamri (pengajar Universitas Ummul Qurra Makkah), Syarif Saifuddin (pengusaha) dan Isham Bashrawi (pengacara).

Selain mereka, terdapat juga Musa Bin Muhammad Al-Qarni dosen syariah di Universitas Madinah, di mana ia pada tahun 2006 pernah mengajukan permintaan kepada Raja Abdullah untuk diizinkan meresmikan organisasi masyarakat madani Islamiyyah, tapi kemudian permintaan itu tak mendapatkan tanggapan. (ilyas/iol)