Para Analis Ragu, Sanksi Baru AS Mampu Tekan Iran

AS kembali mengumumkan sejumlah sanksi untuk Iran pada Kamis (25/10). Sanksi itu antara lain dikenakan pada Pasukan Garda Revolusi Iran, Pasukan Al-Quds dan tiga bank terbesar Iran. Namun Para analis menilai, sanksi itu tidak punya gigi dan tidak akan berpengaruh apapun pada Iran.

Menlu AS Condoleezza Rice mengatakan, sanksi-sanksi itu untuk melindungi sistem keuangan dari aktivitas terlarang yang dilakukan pemerintah Iran, sehingga bank-bank internasional dan perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan pemerintah Iran akan berpikir dua kali.

Sanksi-sanksi baru itu merupakan sanksi paling keras yang dikenakan AS pada Iran selama tiga dekade ini, karena sanksi itu mengenai sekitar 25 institusi Iran, baik individu maupun perusahaan yang dimiliki atau dikontrol oleh Garda Revolusi. Dengan demikian, AS melarang warganya untuk berbisnis dengan Iran atau akan dikenakan hukuman. AS juga melarang bank-bank internasional untuk berkerja sama dengan tiga bank Iran, termasuk bank negara Iran Bank Melli.

Israel, sebagai sekutu dekat AS, menyambut gembira sanksi terbaru terhadap Iran yang dijatuhkan AS. Menlu Israel Mark Regev menilai kebijakan AS itu sebagai kontribusi penting bagi dunia internasional dalam upaya mengintensifkan tekanan pada Iran agar segera mengakhiri program nuklirnya.

Lain halnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengecam sanksi tersebut. "Mengapa mereka membuat situasinya menjadi bertambah buruk?" kata Putin yang menegaskan bahwa Moskow tidak akan mendukung sanksi yang dijatuhkan AS pada Iran, kecuali kalau Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa Iran tidak mau bekerja sama atau menemukan bahwa program nuklir Iran ditujukan untuk kepentingan militer.

Sementara itu, Carah Ong, analis tentang Iran di Center for Arms Control and Non-Proliferation yang berbasis di Washington mengecam sanksi baru AS itu. Menurutnya, sanksi-sanksi semacam itu akan memicu "pembalasan" dari Iran dan akan membahayakan keamanan AS sendiri.

Analis lainnya meyakini bahwa sanksi AS pada Iran tidak ada "gigi"nya dan tidak akan berpengaruh apapun pada Negara Para Mullah itu. "Saya skeptis bahwa sanksi ini akan berdampak secara keseluruhan pada Iran, " kata Alex Vatanka dari Jane’s Information Group yang berbasis di London.

Hal serupa diungkapkan Manochehr Dorraj, seorang profesor hubungan internasional di Texas Christian University. Ia beranggapan, sanksi AS itu hanya akan berdampak kecil pada Iran. (ln/iol)