Pangeran Emirat Ditangkap Karena Kasus Pelecehan dan Penyiksaan

Dubai – Satuan keamanan pemerintahan Uni Emirat Arab (UEA) menangkap secara paksa Syaikh Isa ibn Zaid Ali Nahyan, "pangeran" UEA yang juga adik kandung Presiden Syaikh Khalifah ibn Zaid Ali Nahyan karena kasus pelecehan dan penyiksaan.

Dalam dua pekan ini, berbagai macam media internasional ramai mengekspos dan memberitakan kasus pelecehan dan penyiksaan yang dilakukan Nahyan terhadap seorang penjual kacang dan biji-bijian miskin asal Afganistan.

Dalam video yang banyak ditayangkan di berbagai televisi dan situs internet, tampak Nahyan beserta seorang aparat kepolisian dan beberapa orang kacung Nahyan menyiksa penjual kacang itu dengan sangat tidak manusiawi.

Si penjual kacang diikat kedua tangan dan kakinya , dihempaskan ke tanah, dipukul dan ditendang, mulutnya dijejali pasir, dan bokongnya digebuk oleh balok kayu berpaku.

Kementrian dalam negeri UEA membenarkan jika pelaku yang tampak video penyiksaan tersebut adalah benar adik sang presiden UEA.

Jika prosesi hukum atas kasus ini berjalan secara adil dan sebagaimana mestinya, maka hal ini akan menjadi sejarah pertama negeri kaya minyak itu menyeret keluarga pemerintahan sendiri ke meja hijau.

Organisasi Human Right Internasional (HRI) menyambut gembira kabar penangkapan Nahyan. Pasalnya, HRI adalah pihak yang paling vokal mengecam tindakan brutal Nahyan, terlebih dalam kasus ini Nahyan memakai "jasa" kepolisian negara.

HRI juga menyayangkan, hampir semua surat kabar Emirat bungkam atas kasus ini.

Video penyiksaan tersebut bocor ke pihak luar setelah kolega Nahyan, Bassam an-Nablusi, membawanya ke luar negeri dan menyerahkannya ke kanal televisi Amerika ABC.

Banyak pihak yang menyatakan jika kasus ini bukanlah yang pertamakali dilakukan oleh Nahyan. Adik presiden Emirat itu dikabarkan doyan melakukan penyiksaan dan merekamnya dalam video. Harian Guardian menyebutkan Nahyan melakukan penyiksaan setidaknya sebanyak 25 kali. (afq/grd/L2)