Menurut Pangeran Charles, kebijakan melarang resto-resto cepat saji seperti McDonald’s adalah hal yang penting dan menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama mereka yang sedang melakukan diet.
Pangeran Charles mengungkapkan hal itu saat berkunjung ke Imperial College Diabetes Center di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab dalam rangka kampanye kesehatan masyarakat. Dalam kunjungan tersebut, Charles didampingi isterinya, Camilla.
"Sudahkah anda mencoba agar McDonald’s dilarang saja? Itulah kuncinya, " ujar Charles menjawab pertanyaan seorang ahli gizi di pusat kesehatan itu, seperti dikutip Associated Press.
Pernyataan Pangeran Charles itu tentu saja membuat pihak McDonald’s kecewa. Juru bicara McDonald’s Nick Hindle mengatakan, apa yang dikatakan Pangeran Charles tidak mewakili menu-menu yang mereka sajikan dan di mana posisi mereka dalam bisnis makanan. Menurutnya, pernyataan Pangeran Inggris itu pernyataan yang sangat merugikan.
Hindle menambahkan, keluarga kerajaan seharusnya mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang bisnis mereka. Jubir McDonald’s itu juga menyindir bahwa putera Pangeran Charles sendiri, Pangeran Harry, pernah kedapatan sedang makan burger ayam McDonald’s pada tahun 2005.
Di Uni Emirat Arab, ada 25 oulet McDonald’s dan untuk mengkonter tudingan bahwa produk makanannya tidak sehat serta menyebabkan kegemukan, perusahan franchise asal AS itu mengeluarkan kebijakan untuk mencantumkan kandungan nutrisi dalam setiap menunya.
Uni Emirat Arab adalah salah satu negara yang jumlah kasus diabetesnya tertinggi kedua di dunia. Sekitar 40 persen populasi penduduknya memiliki resiko terkena penyakit itu, sementara 20 persen dari warganya yang berusia 20-79 tahun, sudah terdiagnosis mengidap penyakit diabetes. (ln/AP)