Di tengah musim dingin yang menyapa kota Kairo, Mesir sebagai negara produktif dengan karya tulisnya kembali menggelar pameran buku internasioanal. Cairo International Book Fair yang ke-41 kali ini diikuti sebanyak 765 penerbit dari 27 negara, yang 16 diantaranya berasal dari negara-negara di Jazerah Arab. Menurut rencana, pameran buku ini akan berlangsung selama dua minggu, terhitung sejak tanggal 21Januari sampai 2 Februari 2009.
Secara resmi pameran buku tahun ini dibuka pada hari Rabu, 21 Januari 2009 oleh Perdana Menteri Mesir, Muhammad Nazif. Turut hadir pula dalam acara pembukaan tersebut, Menteri kebudayaan Mesir, Faruk Husni beserta beberapa Dubes dari negara tetangga Arab dan Eropa yang juga mengikut sertakan penerbit negaranya dalam pameran.
Untuk catatan rekor dunia, pameran buku internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Mesir ini merupakan terbesar ke-2 setelah pameran yang sama di Frankfurt, Jerman. Sehingga kegiatan tersebut selalu diikuti oleh ratusan penerbit baik dalam maupun luar negeri. Dan berdasakan laporan panitia penyelenggara, jumlah peserta tahun ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Nasser Al-Ansari selaku ketua umum panitia Cairo Internasional Book Fair mengatakan, bahwa dirinya dengan segenap panitia yang ada akan berusaha maksimal untuk menyukseskan jalannya pameran tahun ini dan akan mengemas suasananya menjadi lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk lebih menghidupkan suasana pameran, pihak panitia dikabarkan akan memajang foto-foto sejarah kebudayaan Arab, dan gambar para tokoh penulis Arab, seperti sastrawan Lebanon, Khalil Gibran (1883-1931), penulis buku Thahrîrul Mar’ah Qosim Amin (1908-1863), Thaha Hussein (1889-1973) dan para penulis ternama lainnya, termasuk diantarnya juga akan dipajang foto para tokoh berpengaruh dari berbagai negara di belahan dunia.
Nasser kemudian kembali menginformasikan, bahwa setelah pameran buku di Kairo ini berakhir akan ada pameran besar lainnya. Namun pameran yang diadakan nanti dalam bentuk budaya dan photografi, yang menurut rencana akan diselenggarakan di kota budaya Arab yang terjajah, Al-Quds, Palestina. Acara tersebut ditujukan untuk mengenang sosok sastrawan Palestina Mahmoud Darwish, yang wafat pada bulan Agustus 2008 lalu. (SINAI/JL)