Pakistan menyatakan menolak menyerahkan warga negaranya pada pemerintah India dan menegaskan akan mengadili warga negaranya di Pakistan jika terbukti terlibat dalam serangan berdarah di Mumbai. Pakistan mengungkapkan hal tersebut setelah melakukan penyerbuan ke markas Jamaat-ud-Dawa, lembaga amal yang berafiliasi dengan Lashkar-e-Taiba, organisasi yang disebut-sebut dalang serangan teroris di Mumbai.
Pakistan melakukan penyerbuan itu karena mendapat tekanan dari India dan AS dan menangkap sedikitnya 15 orang dari kantor Jamaat-ud-Dawa.
Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmud Qureshi mengatakan, pemerintahnya akan melakukan penyelidikan sendiri dan menolak permintaan India agar Pakistan menyerahkan warga negaranya yang terlibat dalam serangan di Mumbai.
"Penangkapan dilakukan untuk keperluan penyelidikan kami sendiri. Meski tuduhan itu terbukti benar, kami tidak akan menyerahkan tersangka pada India. Kami akan memprosesnya berdasarkan hukum yang berlaku di Pakistan," tegas Shah Mahmud.
Menlu Pakistan itu juga menyatakan tidak ingin berperang dengan India, tapi Pakistan siap untuk mempertahankan diri jika dianggap perlu. "Kami secara penuh sudah siap jika terjadi perang. Kami tidak akan lupa tanggung jawab kami untuk mempertahankan tanah air kami. Tapi kami menginginkan tidak perlu ada perang," tukas Shah Mahmud.
Saat ini otoritas berwenang di Pakistan masih menginterogasi Zaki-ur-Rahman Lakhvi, orang ke-16 yang ditangkap aparat Pakistan setelah media massa India memberitakan bahwa satu-satunya pelaku serangan di Mumbai yang tertangkap hidup-hidup, menyebut nama Lakhvi sebagai tokoh kunci tragedi Mumbai.
Sementara itu AS memuji langkah Pakistan menyerbu markas Jamaat-ud-Dawa. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Sean McCormack mengatakan, pemerintah AS terus memantau situasi di Pakistan. "Saya akan membiarkan pemerintah Pakistan sendiri yang menjelaskan secara detil tindakan apa yang akan mereka ambil," kata Cormack.
Di sisi lain, AS mengungkapkan kecurigaannya bahwa lembaga Inter-Service Intelligence (ISI) Pakistan telah memberikan informasi intelejen dan memberikan perlindungan terhadap Lashkar-e-Taiba.
Surat kabar The New York Times menurunkan laporan itu, mengutip sejumlah pejabat senior pemerintahan AS yang mengatakan bahwa para penyelidik kini memfokuskan perhatian mereka pada pimpinan Lashkar , antara lain Zarrar Shah yang diyakini sebagai dalang serangan Mumbai dan mendapatkan perlindungan dari agen intelejen ISI Pakistan. Pemerintah Pakistan sendiri berulang kali menolak tudingan bahwa pemerintahnya terlibat dalam tragedi Mumbai.
Sekedar informasi, AS adalah negara yang menggagas ISI untuk melakukan pertukaran informasi antar intelejen Pakistan dan AS dan operasi-operasi intelejen yang dilakukan ISI harus sepengetahuan pihak intelejen AS. (ln/aby/prtv)