Pakistan Makin Dekat dengan Israel, Musharraf dan Barak Bertemu di Paris

Berita seputar pertemuan antara Presiden Pakistan Pervez Musharaf dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menjadi berita yang hangat di Pakistan. Juru bicara kementerian luar negeri Pakistan secara resmi mengakui pertemuan itu, namun juru bicara Musharraf membantahnya.

Jubir kementerian luar negeri Pakistan Sadiq Khan membenarkan pertemuan antara Musharraf dan Barak pekan kemarin di Paris. Menurut Khan, pertemuan itu bukan pertemuan yang sudah dijadwalkan, tapi lebih berupa kebetulan saja. Musharraf dan Barak, kata Khan, berbicara hanya beberapa menit saja di lobby hotel.

"Presiden (Musharraf) mau keluar hotel ketika Barak mau masuk ke hotel. Mereka bertemu muka dan saling menyapa. Tidak ada ada agenda khusus. Mereka hanya membicarakan masalah-masalah biasa, " jelas Khan seperti dilansir Islamonline.

Meski demikian, sumber-sumber di kementerian luar negeri Pakistan mengatakan bahwa Musharraf dan Barak melakukan dua kali pertemuan yang dilakukan secara terpisah. Pertemuan pertama, secara tak sengaja di Hotel Raphael dan pertemuan kedua dilakukan keesokan harinya. Kali ini Musharraf-lah yang disebut-sebut mengundang Barak dan mereka melakukan pembicaraan sekitar satu jam.

Infrormasi itu dibantah juru bicara Musharraf, Mayor Jenderal Rashid Qureshi. Dalam sebuah siaran televisi swasta Pakistan, Qureshi mengatakan bahwa informasi itu tak berdasar.

Sementara itu, surat kabar Israel Yediot Aharonot dalam laporannya menulis "kedua mantan jenderal (Musharraf dan Barak) saling memberi pujian." Barak memuji Musharraf karena telah membantu "menjaga keamanan dunia", sedangkan Musharraf menyampaikan harapannya, Israel akan sukses dalam upaya mewujudkan perdamaian dengan Palestina.

Laporan stasiun televisi Israel Channel 2 juga menguatkan pernyataan sumber-sumber di kementerian luar negeri Pakistan yang menyebutkan bahwa Musharraf dan Barak melakukan dua kali pertemuan. Menurut Channel 2, dalam pertemuan itu Barak mengungkapkan kekhawatirannya terhadap makin menguatnya "gerakan-gerakan Islam ekstrim" di Pakistan. Barak juga menyatakan khawatir jika senjata-senjata nuklir Pakistan jatuh ke tangan "kalangan ekstrim" itu.

Pertemuan itu, tulis media Israel, juga menyinggung masalah nuklir Iran. Namun informasi yang satu ini, dibantah oleh jubir kementerian luar negeri Pakistan.

Pakistan sebenarnya tidak membuka hubungan resmi dengan Israel. Namun para pejabat pemerintahan negeri itu, dalam beberapa kesempatan menunjukkan "keakrabannya" dengan rejim Zionis tersebut. Pada tahun 2005, di sela-sela pertemuan Dewan Umum PBB, Musharraf berjabat tangan dengan mantan PM Israel yang kini dalam kondisi koma, Ariel Sharon. Dua minggu sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Silvan Shalom bertemua Menteri Luar Negeri Pakistan Khurseed Kasuri di Turki, yang memicu aksi protes di Pakistan.

September 2006, Musharraf mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengakui negara Israel jika negara Palestina yang merdeka sudah berdiri. (ln/iol)