Pakistan Kerahkan Militer untuk Tangani Demonstran yang Kecam Film Anti-Islam

Pakistan Kerahkan Militer untuk Tangani Demonstran yang Kecam Film Anti-Islam

Pihak berwenang Pakistan mengerahkan militer untuk menangani ribuan pengunjuk rasa di Islamabad dalam protes menentang film amatir yang dianggap menghina Islam.

Militer berusaha mengamankan kompleks yang ditempati berbagai kedutaan asing dari serbuan pemrotes yang menentang film Innocence of Muslims yang dibuat di Amerika Serikat.

Laporan-laporan menyebutkan pengunjuk rasa berusaha masuk ke zona diplomatik untuk menyerang Kedutaan Amerika Serikat pada Kamis kemarin (20/09).

Polisi Pakistan menembakkan gas air mata dan peluru hidup guna membubarkan kerumunan massa utamanya dari kalangan mahasiswa.

Gambar-gambar televisi menunjukkan demonstran yang marah terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Mereka membakar boneka beberapa sosok dan melempar batu dan benda-benda lain ke arah polisi.

“Orang kafir yang membuat film harus digantung, atau serahkan dia ke tangan orang Muslim. Dan kita tidak menginginkan diplomat atau Kedutaan Amerika di Pakistan. Semua hubungan harus diputus,” kata salah seorang pengunjuk rasa Mumtaz Ahmed.

Wartawan BBC di Islamabad Aleem Maqbool mengatakan sebagian pengunjuk rasa berjanji tidak akan meninggalkan zona diplomatik sebelum Kedutaan Amerika terbakar.

Jalan-jalan menuju kawasan kedutaan asing tersebut sebelumnya diblokir dengan peti kemas sebagai upaya meningkatkan pengamanan.

“Polisi kita tidak lebih baik dari Amerika karena mereka berusaha menghentikan kita,” kara seorang pengunjuk rasa seperti dikutip kantor berita Reuters.

Menurut beberapa laporan, puluhan orang mengalami luka-luka dalam insiden itu.

Pada Rabu sebelumnya, sekitar 500 orang mengadakan demonstrasi di zona diplomatik. Pemerintah Pakistan telah menetapkan Jumat besok (21/09) sebagai hari libur nasional agar warga bisa mengadakan demonstrasi secara damai.

Sementara itu Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memperingatkan kepada warganya tentang adanya “risiko bepergian ke Pakistan”.(fq/bbc)