Pakistan : Kembalinya Parvez Musharaf?

Konflik antara Presiden Asif Ali Zardari, yang memimpin Partai PPP (Pakistan People Party), dengan mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, yang menjadi Ketua Partai Liga Muslim, menjadi terbuka. Sekarang ini, Nawaz Sharif dikenakan tahanan rumah, tapi para pendukung Sharif tidak menghentikan aksi mereka, meskipun sudah ratusan yang ditangkap dan dipenjarakan. Knflik antara Zardari dan Sharif ini dikawatirkan dapat mengembalikan Presiden Jendral Parvez Musharaf untuk menggenggam kekuasaannya lagi.

Hari-hari ini di Pakistan konflik terbuka antara polisi dengan pengikut mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif berlangsung di berbagai kota di Pakistan. Terutama di kota Punjab, Lahore, Peshawar, Baluchistan, yang menjadi tempat kantong pendukung Nawaz Sharif. Protes itu akibat dari putusan pengadilan yang melarang Sharif untuk terlibat dalam kehidupan politik di Pakistan, akibat kasus yang lalu, berkaitan dengan tuduhan korupsi.

Sementara itu, Perdana Menteri Yusuf Raja Gilani, memulihkan kembali hak dari Iftikar Chaudhry, yang menjadi Ketua Hakim Tertinggi Pakistan, yang sebelumnya diberheintikan, pada 21 Maret nanti. Langkah-langkah yang dilakukan Gilani ini tujuannya mengurangi krisis di Pakistan yang berlarut-larut di tengah-tengah krisis ekonomi yang ada. Raja Gilani berusaha mengakhiri krisis yang terus berlangsung berminggu-minggu, yang menyebabkan ekonomi di Pakistan menjadi lumpuh. Namun, apakah nantinya, juga akan memulihkan kembali hak politik dari Nawaz Sharif?

“Saya akan memulihkan hak semua hakim yang sudah dipecat termasuk Iftikar Chaudhry, dan ini adalah komitment yang dibuat Presiden dan saya sendiri”, ujar Raja Gilani. Gilani juga menjanjika semua pengacara dan para akativis yang ditangkap dalam beberapa pekan terakhir ini, segera akan dibebaskan. “Keputusan ini benar-benar telah menghapus ketegangan politik”, ujar Zeina Khodr, kepada Aljazeera di Islamabad. Namun, kalangan pengamat banyak yang menilai ini adalah merupakan akhir dari karir politik dari Zardari.

Pengumuman pembebasan sejumlah aktivis dan para pengacara serta pemulihan kembali Ifitikar Chaudhry, sebagai kapala hakim tinggi di Pakistan, merefleksikan keinginan dari pemerintah untuk melakukan rujuk secara nasional. Namun, hal ini belum mendapatkan sambutan positif dari kalangan oposisi, meskipun sudah melakukan aksi demo, yang menyambut dipulihkannya hak-hak Iftikar Chaudhry, yang selama menjadi pemimpin para ahli hukum Pakistan. Pemulihan terhadap Chaudhry itu, menunjukkan kemenangan perjuangan mereka melawan pemerintahan Zardari.

Sementara itu, para pejabat AS, menaruh kekawatiran situasi chaos yang terjadi di Pakistan, karena dikawatirkan dapat member kesempatan al-Qaidah mengambil alih kekuasaan, atau setidak melemahkan negara Pakistan dalam menghadapi Taliban. Hallary negara telah berbicara dengan para pemimpin Pakistan, agar dapat mengakhiri krisis yang ada di negerinya.

Pemerintah Pakistan, yang dipimpin Perdana Menteri Raja Gilani sedang mempertimbangkan memberikan izin kepada ribuan kelompok oposi yang akan mengambil tempat di Kota Lahore, yang menjadi tempat kelahiran dari Nawaz Sharif. Ini merupakan klimaks dari aksi protes yang berlangsung sepanjan bulan Maret ini.

“Hari ini bangsa Paksitan telah menerima berita sangat mengembirakan. Kami telah mengembalikan hakim yang independent, dan semua ini kasih sayang dan karunia Allah, dan kami telah mencapai itu”, ujar seorang pendukung aksi demonstrasi di kota Gujranwala. “Kami segera akan memulihkan dan memainkan peran demokrasi di negeri ini”, tambah mereka. Pemimpin Liga Muslim Pakistan, Nawaz Sharif, berusaha menenangkan para pengikutnya agar mengakhiri krisis politik di Pakistan.

Sebenarnya, krisis ini merupakan warisan Presiden Parvez Musharaf, yang memecat sejumlah hakim, termasuk Iftikar Chaudhry, dan sekarang Zardari ini berusaha melakukan kompromi dengan kaum oposisi y ang dipimpin Sharif.

Ika tidak mencapai kompromi maka mungkin situasi krisis di Pakistan ini dapat dimanfaatkan oleh kelompoknya Parvez Musharaf untuk kembali berkuasa dengan dukungan Barat, yang selama ini telah mendukungnya. Karena, Barat mencari partner strategis dalama rangka memerangi Taliban dan al-Qaidah, yang berada dispanjang garis perbatasan Pakistan-Afghanistan. (m/aljz)