Para ahli di Institute for Science and International Security yang berbasis di Washington mengungkapkan adanya indikasi bahwa negara Pakistan sedang membanguan reaktor nuklir baru yang lebih besar.
Dengan adanya reaktor baru itu, Pakistan diperkirakan akan mampu memproduksi plutonium yang cukup untuk membuat 50 senjata nuklir dalam satu tahun.
Mereka menyampaikan analisa itu setelah meneliti foto-foto satelit yang menunjukkan indikasi pembangunan sebuah reaktor nuklir yang lebih besar, yang lokasinya berdampingan dengan satu-satunya reaktor penghasil plutonium milik negara Pakistan.
Hasil analisa para ahli AS itu dimuat dalam situs Institut tersebut dan harian The Washington Post. Menurut hasil analisa itu, reaktor baru yang akan dibangun itu kemungkinan merupakan perluasan dari program nuklir Pakistan dan bisa memicu perlombaan senjata di kawasan Asia Selatan.
Para analis menyimpulkan, struktur bangunan reaktor tersebut memiliki diameter yang sangat besar untuk ukuran sebuah reaktor yang mampu ‘mengoperasikan lebih dari 1.000 megawatt tenaga panas.’
"Reaktor semacam ini mampu memproduksi lebih dari 200 kilogram senjata-senjata dari plutonium per tahun, dengan asumsi operasi dilakukan dengan kekuatan penuh sedikitnya selama 220 hari per tahun," demikian isi hasil penilaian seorang teknisi.
"Untuk empat sampai lima kilogram plutonium per senjata, stok ini bisa memproduksi lebih dari 40 sampai 50 senjata nuklir per tahun," sambungnya.
Saat ini, Pakistan mampu memproduksi sekitar 10 kilogram plutonium per tahun. Jumlah ini cukup untuk membuat dia kepala nuklir.
Lebih lanjut isi laporan para analis di Intitute Institute for Science and International Security menyebutkan, pembangunan reaktor nuklir di wilayah Khushab itu diduga sudah dimulai setelah bulan Maret 2000. Namun Pakistan nampaknya tersendat-sendat menyelesaikan reaktor itu. Kemungkinan karena kekurangan komponen pembuatan reaktor atau kurangnya infrastruktur produksi senjatanya.
Surat kabar The Washington Post menguatkan laporannya dengan pernyataan seorang pejabat senior Pakistan yang mengatakan, Pakistan masih terus mengembangkan program nuklirnya.
Namun, juru bicara kementerian luar negeri Pakistan, Tasnim Aslam menolak memberikan komentar soal reaktor nuklir baru itu. Ia hanya mengatakan, program senjata nuklir dan fasilitas nuklir di Khushab bukan rahasia lagi dan sudah diketahui publik.
Ia menambahkan, Pakistan menentang perlombaan senjata baik konvesional maupun nuklir di Asia Selatan.
Sejauh ini, Pakistan dan negara tetangganya India, sudah memiliki program senjata nuklir dan belum menandatangani kesepakatan tentang pengembangan program nuklir Non Proliferation Treaty. (ln/aljz)