Organisasi Kepemudaan Muslim OKI Akan Tetapkan Hari Peringatan Umat Islam

Di abad 20, era di mana umat manusia hidup dalam abad yang serba modern tidak menjamin kehidupan manusia yang ebih nyaman dan sejahtera. Karena di berbagai belahan dunia, umat Islam masih mengalami penderitaan dan kampanye anti-Muslim oleh negara-negara maju yang ironisnya mengklaim diri mereka sebagai negara demokrasi dan menghormati hak-hak asasi manusia.

Untuk mengingatkan umat Islam di seluruh dunia bahwa masih ada saudara-saudaranya seiman yang didzolimi bangsa lain, bahkan hidupnya terancam oleh kampanye genosida, organisasi kepemudaan Organisasi Konferensi Islam berencana untuk menetapkan hari peringatan bagi warga Muslim atau Muslim Memorial Day.

Ide ini digagas oleh Islamic Conference Youth Forum for Dialog and Coorporation (ICYC-DC) dalam pertemuan dua hari, dimulai pada Jumat kemarin, yang digelar di Istanbul, Turki.

"Masyarakat internasional, bahkan di level yang berpendidikan sangat tinggi, banyak yang tidak menyadari kampanye genosida yang dialami banyak umat Islam di abad 20 ini, " kata Sekretaris Jenderal ICYC-DC Elshad Iskandarov seperti dilansir surat kabar Zaman yang terbit di Turki.

ICYC-DC mengusulkan tanggal 9 April sebagai Muslim Memorial Day karena pada tanggal ini 60 tahun yang lalu adalah awal pembantaian rejim Zionis Israel terhadap warga Palestina di desa Deir Yassin dekat Yerusalem. Dalam peristiwa itu, kelompok Yahudi militan membunuh hampir 254 warga Palestina, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak.

Jika disetujui, tanggal 9 April juga menandai peristiwa pembunuhan massal Muslim di Sebrenica pada tahun 1995 dan pembunuhan massal Muslim di Setif dan Guelma, Aljazair pada tahun 1945 oleh pasukan militer Perancis.

Dalam pembunuhan massal di Sebrenica, sekitar 8.000 laki-laki dewasa dan anak-anak lelaki dibantai oleh pasukan Serbia yang mengambil alih kota itu pada Juli 1995.Sedangkan dalam insiden di Setif, sedikitnya 6.000 Muslim menjadi korban serangan pasukan Perancis.

Iskandarov mengatakan, meski dalam sejarahnya umat Islam banyak mengalami tragedi dan penderitaan, dunia internasional kerap melihat Muslim sebagai orang-orang yang "kejam" dan tak mengenal belas kasihan.

"Negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam menghadapi banyak kelompok-kelompok Islamofobia, kelompok yang kerap menciptakan banyak mitos tentang sejarah kekerasan yang dilakukan negara-negara Muslim terhadap bangsa lain. Itu merupakan strategi untuk menimbulkan imej buruk pada umat Islam sebagai umat yang kejam, dan mencitrakan Islam sebagai budaya yang mengajarkan kekerasan, " papar Iskandarov.

Direktur Jenderal Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) Abdulaziz Usman Altwajiri menyatakan dukungannya atas ide ICYC. Ia menolak tudingan yang mengatakan bahwa Muslim Memorial Day hanya akan memicu konflik.

"Kami hanya ingin menunjukkan penghormatan pada para martir dan penderitaan yang dialami umat Islam di masa lalu dan tidak mengajak melakukan kekerasan, " tukas Altwajiri. (ln/iol)