Nampaknya tidak perlu diragukan lagi, kalau Israel adalah negara yang sedang membangun persenjataan nuklirnya. Padahal negara Zionis ini, bersama sekutunya AS, selama ini begitu menentang program nuklir negara Iran, karena takut negara para Mullah itu menggunakan program nuklirnya untuk membuat senjata nuklir.
Kepastian bahwa sebenarnya Israel sendiri sedang membangun persenjataan nuklir diungkapkan sendiri oleh Dr. Ariel Levite, Deputi Direktur Jenderal Israel Atomic Energy Commission-IAEC.
Untuk pertama kalinya, Levite mengakui bahwa Israel adalah negara yang berpotensi membangun persenjataan nuklir tapi tidak secara resmi mengumumkannya pada publik, atau disebut dengan istilah "nuclear threshold state."
Pengakuan itu dilontarkannya dalam ceramah di Herzliya, Minggu (21/1). Pada kesempatan itu Levite memaparkan analisa sejarah nuklir dalam makalah berjudul "The Strategic Implication of the Changing International Nuclear Order."
Menurut Levite, selama "abad kedua nuklir" antara tahun 1967-1989, sejumlah kesepakatan internasional telah menghentikan penyebaran senjata nuklir di antara lima kekuatan nuklir di dunia yaitu AS, Uni Sovyet, Inggris, Perancis dan China. Tapi sebagai dampaknya, perlahan tapi pasti, muncul tiga kekuatan nuklir baru yang berada di luar kesepakan Nuclear Non-Proliferation Treaty-NPT, yaitu India, Pakistan dan Israel.
Pernyataan Levite dalam keterangan persnya, mematahkan kebijakan ambigu Israel tentang program nuklirnya, di mana para pejabat pemerintah dan politisi Israel tidak diperkenankan menyinggung masalah kemampuan nuklir negaranya.
Meski demikian Levite sempat berdalih ketika ditanya lebih jauh oleh surat kabar The Jerusalem Post soal pernyataannya yang memasukkan Israel sebagai negara yang berpotensi membangun senjata nuklir. Levite mengelak telah menyatakan hal itu.
"Saya mengatakan bahwa itulah yang diyakini oleh dunia, " kata Levite
Ia kemudian melanjutkan, "Saya sama sekali tidak menyebut Israel. Saya hanya mengatakan tentang negara lain, " dalihnya.
Tetapi dalih Levite itu tidak bisa dibantah dari transkrip ceramahnya. Bahkan isi ceramahnya bisa didengar dan transkripnya bisa dibaca di situs internetnya.
Dalam IAEC, Levite adalah orang kedua yang bertanggung jawab untuk semua riset dan kebijakan nuklir Israel. Direktur Jenderal IAEC adalah Dr. Gideon Frank dan ketuanya adalah PM Israel Ehud Olmert.
Atas pengakuan Levite, seorang mantan pejabat senior di pengembangan nuklir Israel mengatakan, "Fakta itu sebenarnya sudah diketahui dunia, tapi saya meyakini inilah pertama kalinya seorang pejabat Israel mengatakan hal itu."
Selama ini Israel tidak pernah mau mengakui telah memiliki senjata nuklir. Negara Zionis itu selalu mengatakan, "Israel tidak akan menjadi negara pertama yang akan mengenalkan senjata nuklir ke dalam wilayahnya." Tapi apa yang diungkapkan Levite, bahkan PM Ehud Olmert sendiri dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, menunjukkan fakta yang berbeda, bahwa Israel diam-diam terus membangun persenjataannya nuklirnya. (ln/TheJerusalemPost)