Oposisi Yaman menyerukan kepada negara Dewan Teluk (GCC) untuk melakukan tekanan terhadap Saleh, segera mengundurkan diri dari kekuasaannya. GCC dijadwalkan melakukan pertemuan Selasa, yang sebelumnya telah mencapai kesepakatan dengan Presiden Ali Abdullah Saleh untuk menyerahkan kekuasaannya.
Rencana ini memerlukan pemimpin Yaman, sampai saat ini didukung oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat, untuk mengundurkan diri 30 hari setelah penandatanganan.
"Rapat Bersama (koalisi) menyerukan negara-negara GCC untuk melakukan kontak resmi dengan rezim yang tangannya penuh darah dan menghentikan berbagai dukungan moral yang akan digunakan untuk menekan oposisi," kata pejabat oposisi.
"Setiap keterlambatan pelaksanaan perjanjian i oleh rezim … atau kekuatan-kekuatan rezim yang masih tersisa itu, akan menghadapi pilihan rakyat, yaitu akan adanya konfrontasi langsung … kita mengundang (GCC) untuk mengakiri situasi ini", tambah seorang pemimpin oposisi.
Pengamat politik melihat penolakan Saleh minggu yang lalu dengan kesepakatan itu, sebagai tanda jelas bahwa Saleh tidak memiliki niat untuk mengundurkan diri dari kekuasaannya yang sudah berlangsung selama 42 tahun. Saleh terus menggunakan kekuatan milier untuk menghadapi aksi protes yang menentang kekuasaannya.
Demonstrasi menuntut pengunduran diri Saleh diadakan pada hari Minggu di daerah termasuk Socotra Samudera Hindia, kota barat daya, selatan kota Taiz dan pesisir Laut Hudaida, kata seroang warga.
Orang bersenjata berpakaian yang berpakaian sipil yang diyakini polisi keamanan melepaskan tembakan ke arah demonstran di kota Saidia di Hudaida, menewaskan satu orang dan melukai enam, seorang aktivis setempat.
Di Taiz, sekitar 2.000 orang – banyak dari mereka guru dan siswa – memblokade sebuah gedung kementerian pendidikan dalam sebuah demonstrasi menuntut penundaan ujian sekolah. Banyak juga meneriakkan slogan meminta Saleh untuk mengundurkan diri.
Kemudian, ratusan demonstran anti-pemerintah bergabung berkumpul dan bentrokan pecah dengan polisi dan tentara. Dua pengunjuk rasa ditembak mati dan 10 luka-luka, di Hamoud Aqlan. Seorang dokter di sebuah klinik darurat berusaha mengobati demonstran yang terluka, ujarnya kepada Reuters.
Banyak dari para demonstran, diantara para mahasiswa, suku dan aktivis, telah bersumpah untuk tetap berada di jalan-jalan sampai Saleh turun dari kekuasaannya. Aksi protes itu gabungan dari partai-partai oposisi, terdiri dari Islamis, nasionalis Arab dan kiri yang telah bekerja sama dengan Saleh di masa lalu. (mh/wb)