Pesawat-pesawat tempur rezim Assad menyerang kota kota yang dikuasai IS pada hari Minggu, lebih dari belasan serangan udara dan menewaskan sedikitnya 31 mujahidin IS , kata para aktivis.
Selama lebih dari satu tahun , angkatan udara Bashar al-Assad jarang menargetkan wilayah yang dikuasai oleh IS di Suriah utara. Tapi jet rezim Assad telah mulai menyerang wilayah mujahidin IS lebih teratur sejak IS menyerbu banyak tetangga Irak utara dan barat pada bulan Juni.
Intensitas serangan udara Assad pada hari Minggu terbilang sangat tinggi, setidaknya 19 serangan menghajar basis IS di kota Raqqa di timur laut Suriah, Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.
Komite Lokal aktivis kolektif juga melaporkan serangan udara di Raqqa, tetapi menyebutkan korban gugur sebanyak 11 orang.
Kedua kelompok aktivis juga melaporkan serangan udara rezim juga terjadi di daerah provinsi Aleppo , termasuk kota-kota Akhtarin dan Dabiq.
Oposisi Suriah yang didukung Barat menyerukan pada hari Sabtu untuk meminta Serangan udara AS terhadap IS di tiga desa bagian utara Irak .
Pejuang ISIS telah menguasai hampir selusin kota dan desa di provinsi Aleppo pekan ini, mengalahkan setiap perlawanan yang telah mereka temui.
Dengan pijakan para pemberontak pihak oposisi di Aleppo menjadi semakin genting, Koalisi Nasional Suriah mendesak masyarakat internasional untuk “cepat mendukung Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dengan senjata dan amunisi” sehingga bisa “membela rakyatnya.”
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menyetujui penggunaan angkatan udara Amerika, atau orang-orang dari negara lain untuk mendukung Tentara Pembebasan Suriah (FSA) ,” kata jubir Koalisi Nasional dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, mengacu pada sayap militer kelompok ISNa
Koalisi nasional Suriah telah lama menyerukan dukungan militer yang lebih kuat dari Barat untuk membantu dalam perjuangan untuk menggulingkan Assad, dan melawan bangkitnya mujahidin Islam.
Namun Presiden AS Barack Obama telah lama menolak tuntutan aksi militer di Suriah, dengan alasan khawatir hal itu bisa menarik AS ke dalam perang sipil yang semakin kompleks. (Arby/Dz)