Oposisi Suriah dikabarkan akan menunjuk presiden baru di Istanbul, Turki. Kabarnya, penunjukkan itu akan dilakukan saat pertemuan dari petinggi-petinggi oposisi yang melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Koalisi oposisi ini pun berharap dapat meningkatkan jumlah keanggotaannya, terutama tambahan dari kelompok yang berperang di negeri Suriah. Pertemuan di Istanbul ini juga akan merumuskan pemerintahan yang mewakili seluruh rakyat Suriah.
Tiga tokoh oposisi seperti George Sabra yang beragama Nasrani , Burhan Ghalioun dan Louay Safi diperkirakan berpeluang untuk terpilih sebagai presiden dari pihak koalisi.
Selain memilih presiden yang baru, pertemuan ini juga akan membahas perihal Perdana Menteri Suriah sementara Ghassam Hitto. Karena hingga kini Hitto tidak diinginkan oleh beberapa negara yang membantu Suriah, khususnya Arab Saudi.
Pihak Militer Suriah menginginkan pihaknya menguasai sekira 50 persen kursi di koalisi. Kondisi ini menyulitkan negosiasi di antara anggota koalisi yang tidak ingin menyerahkan kekuasaan pada militer.
Pertemuan di Istanbul ini dilakukan melanjutkan pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov yang melakukan pertemuan di Moskow, 7 Mei lalu. (AP/HK/worldbuletin)