Oposisi berhasil mengalahkan pasukan yang setia kepada Presiden Gadhafi dan merebut kembali kota Marsa El Brega, yang menjadi pusat pengilangan minyak di Libya. Kota yang terletak di tepi pantai Mediterinia merupakan urat nadi ekonomi Libya. Ini kemenangan terbesar oposisi. Diberitakan sedikitnya 10 orang tewas dalam pertempuran itu.
Pejuang oposisi mengatakan hari Rabu, mereka berhasil mendorong keluar pasukan yang setia kepada Gaddafi keluar dari pantai Mediterania setelah seharian bertempur, bahkan pemerintah mengerahkan jet tempur dan menembakkan dua rudal, sesaat oposisi merayakan atas kemenangan mereka.
Sementara Gaddafi muncul di televisi menyangkal adanya kekuatan oposisi yang menentang pemerintah yang sudah berkuasa selama 41 tahun. Gadhafi juga menyangkal bahwa kota Brega jatuh ke tangan oposisi.
Peristiwa yang sangat mengejutkan terjadi saat oposisi merayakan kemenangna mereka, tiba-tiba jet tempur menembakkan rudal didekat kerumunan massa, yang sedang bergembira merayakan kemenangan di dekat sebuah universitas. Ketika kerumunan massa sedang bergembira, melesat sebuah jet temur dan menembakkan rudal di dekat mereka. Tetapi ada berita yang menyebutkan adanya korban akibat serangan rudal itu.
Tony Birtley, wartawan Aljazeera mengatakan pesawat tempur dari angkatan udara Gaddafi menghantam kota di pantai di mana pejuang oposisi sedang mengepung pasukan Gadhafi yang berada dekat kampus universitas di koa pantai itu. Serangan itu hanya untuk menimbulkan efek psychologis bagi pejuang oposisi.
Oposisi meneriakkan "Allahu Akhbar" saat terjadi serangan jet tempur yang sangat dahsyat, dan berusaha mencari perlindungan dan kemudian membalas dengan menembakkan senjata anti serangan udara untuk menghalau jet tempur itu.
Pertempuran antara pasukan yang setia kepada Gadhafi dengan oposisi terjadi di seluruh negara yang berada di Afrika Utara.
Pemboman terhadap Brega dan laporan tentang jatuhnya kota Gharyan dan Sabratha di barat laut oleh kekuatan pro-Gaddafi, datang saat Gaddafi muncul di televisi, dan menyatakan kemenangan.
Kota Sirte, yang merupakan kampung halaman Gaddafi – masih dalam kontrol pemerintah – dan pelabuhan timur yang dikuasai oposisi Benghazi, Brega juga berada di dekat garis pemisah etnis antara suku-suku yang setia kepada Gaddafi dan kelompok di timur yang sekarang menjadi basis kekuatan oposisi.
"Mereka mencoba untuk mengambil Brega pagi ini, tetapi mereka gagal," kata Mustafa Gheriani, juru bicara Koalisi 17 Februari, sebuah kelompok oposisi, kepada kantor berita Reuters.
"Kota ini sudah kembali berada di tangan kaum oposisi. Meskipun, pemerintah Gadhafi sberusaha menciptakan perang psychologis untukmenjaga kota-kota di tepi panti", ujarnya. (mh/ajlz)