Oposisi di Somalia Mencapai Kemenangan?

Perang terus berkecamuk antara pemerintah Somalia yang dipimpin Presiden Sheikh Sharif Ahmed, yang menghadapi kelompok ‘Oposisi’ al-Shabab, yang mengepung kota Mogadishu. Para oposisi telah menutup kota Mogadishu, dan menguasai kota-kota strategis lainnya. Presiden Sheik Sharif yang kini dalam posisi terkepung telah meminta dukungan dari Organisasi Uni Afrika, sebagai penengah konflik di negeri Tanduk Afrika itu.

Menurut sumber dari ibukota Somalia itu, menyebutkan kekuatan militer yang mendukung Presiden Sheikh Sharif, hanya mengontrol sebagian Mogadishu, dan wilayah bagian Tengah, sesudah berperang selama sepekan. Tak banyak kemajuan yang dicapai pasukan pemerintah, menghadapi kelompok oposisi yang mempunyai kekuatan, yang cukup tangguh. Menurut Lembaga Hak-Hak Asasi Manusia, yang ada di ibukota Somalia, Mogadishu, menyebutkan jumlah korban, 172 orang tewas, dan lebih 528, yang luka-luka akibat perang.

Para pejuang al-Shabab mengambil alih kota Jauhar, kota kedua yang penting setelah Mogadishu, Minggu, dan menurut saksi mata, ratusan para pejuang dari berbagai kelompok yang tergabung dalam – Hizbul Islam – melakukan pawai arak-arakan di dekat kota Mahady, Senin, sesudah menguasai kota itu, tanpa adanya perlawanan. “ Kami mengambil alih kota dengan damai”, ujar Hassan Mahdy, juru bicara Hizbul Islam, melalui telpon satelit. Sementara itu, kota Jauhar, yang letak 56 miles dari ibukota Mogadishu, dan Mahady hanya 23 miles dari kota Jauhar, nampak tenang.

“Orang-orang yang menggunakan tutup muka dengan lambang Islam berada di jalan-jalan”, ujar Fatimah penduduk setempat, kepada Reuters. Nampaknya, kekuatan Islam, yang merupakan dari kelompok pejuang Islam, yang tergabung dalam Hizbul Islam, terus berusaha menguasai kota-kota strategis di negara yang berada di Tanduk Afrika. Inilah merupakan babak akhir pertempuran antara pemerintahan Somalia,yang dipimpin Presiden Sheik Sharif Ahmde melawan para pembrontak yang tergabung dalam Hizbul Islam.

Perang yang sudah berlangsung lebih hampir 20 tahun itu, akankah berakhir dan merupakan kemenangan bagi Hizbul Islam, yang merupakan gabungan dari kekuatan di negara Tanduk Afrika itu? Wallahu ‘alam.