Militer Filipina menyatakan tidak akan menghentikan operasi untuk menumpas para pejuang Muslim di kepulauan Mindanao selama bulan Ramadan. Namun para komandan lapangan akan membuat "langkah penyesuaian yang taktis" dalam menggelar operasi militernya di wilayah selatan Filipina itu.
"Operasi-operasi kami tetap berlanjut meski bulan Ramadan. Tidak ada instruksi untuk menghentikan operasi kami terhadap kelompok Kato dan Bravo. Kami tidak bisa menunda upaya penegakkan hukum, " kata Juru Bicara Militer Filipina, Letnan Kolonel ernesto Torres dalam siaran radio Manila.
Operasi militer Filipina terhadap para pejuang Muslim sudah berlangsung selama sepekan ini dan selama itu mereka mengklaim berhasil mengambil alih belasan kamp-kamp pertahanan milik para pejuang Moro Islamic Liberation. Filipina memutuskan menggelar operasi militer secara luas ke Mindanao, setelah pimpinan MILF Umbra Kato dan Abdurahman Macapaar yang juga dikenal dengan nama Komandan Bravo dituduh telah memerintahkan dua serangan mematikan ke kota-kota yang didominasi warga Kristen di Mindano, pada awal Agustus lalu.
Serangan itu dipicu oleh keputusan Mahkamah Agung Filipina yang membatalkan kesepakatan berisi pemberian otoritas bagi MILF untuk mengelola wilayah otonomi Muslim Mindanao. Lebih dari 100 pejuang Muslim tewas selama pertempuran antara militer Filipina dan MILF. Sekitar 40 orang lainnya tewas, dari pihak tentara Filipina dan warga sipil. Kontak senjataantara keduanya juga memaksa 280.000 warga mengungsi. (ln/al-arby)