PM Turki Recep Thayep Erdogan mendeklarasikan kesiapan Ankara untuk melakukan operasi militer bersama Baghdad, guna melumpuhkan kamp-kamp militer milik pemberontak asal Partai Buruh Kurdistan, Utara Irak.
Dalam pernyataannya di tv channel 24, Erdogan mengatakan, “Ada pemahaman bersama dengan PM Irak Nouri Almaliky tentang perlunya melakukan operasi militer bersama, ketika upaya dialog yang diusulkan Almaliky guna menyelesaikan krisis Kurdi, tanpa serangan militer Turki. Almaliky, diberitakan telah melakukan komunikasi dengan Erdogan pada hari Rabu pekan ini, sebelum parlemen Turki akhirnya memberi lampu hijau pada pemerintah untuk melakukan opersi militer ke wilayah Utara Irak. Ketika itu, Almaliky melontarkan ide untuk menjadi mediator antara dua pihak yang bertikai.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Turki hari Jum’at (19/10) dinyatakan bahwa Erdogan telah mengutip perkataan Almaliky, “Jika tidak ada hasil apapun dari upaya mediasi ini, kita bisa melakukan operasi militer bersama. ” Sebelumnya, pemerintah Irak menyampaikan kepada Turki bahwa ia melarang pemberonta Kurdi melakukan serangan di wilayah Turki dari tanah Irak.
Pada waktu yang sama, Erdogan juga menyerukan pada pemerintah Irak untuk menutup kamp-kamp militer Partai Buruh Kuristan dan m enyerahkan para pemimpin pemberontah partai tersebut kepada pihak Turki. Dalam pernyataannya, pemerinth Turki menuliskan, “Yang kami inginkan adalah menutup semua kamp militer mereka selamanya dan menyerahkan para pemimpin pemberontak. ”
Rencana serangan Turki ke wilayah Kurdistan, Irak Utara, belum mendapat persetujuan dari Washington. Menurut Menteri Irak Jalal Thalibani usai perjalanan dari Kurdistan, ke Washington dan Paris, “Amerika tidak mengizinkan militer Turki melakukan serangan ke wilayah Irak dan Kurdistan. ” Ia menambahkan, “AS berulangkali meminta Turki menahan diri. ” (na-str/iol)