PM Israel Ehud Olmert menolak memenuhi keinginan sebagian kelompok pejuang Palestina, terkait pertukaran antara informasi sandera Israel dan pembebasan sejumlah tahanan Palestina di kerangkeng Israel.
Menurut Olmert dalam pidatonya di Jerussalem, “Masalah pembebasan para tahanan Palestina itu tidak ada dalam agenda pemerintahan Israel. Tidak ada perundingan apapun terhadap masalah ini,” ujarnya.
PM Israel itu mengatakan dirinya akan melakukan aksi militer besar untuk membebaskan anggotanya yang disandera oleh pejuang Palestina. “Israel akan mengerahkan semua kemampuannya dengan berbagai cara yang dimiliki untuk menghentikan “terror” sampai sandera itu bisa diselamatkan dan diserahkan kepada keluarganya meski dengan penyerangan ke Ghaza dari laut dan darat serta pelarangan keluar masuk di Ghaza. Pernyataan keras ini disampaikan bersamaan dengan pengerahan sejumlah tank dan kekuatan militer besar Israel yang mulai mengepung kota Ghaza untuk persiapan perang.
Olmert menganggap Presiden Palestina Mahmud Abbas dan pemerintahan di bawah Hamas bertanggung jawab dengan nasib pasukan Israel yang hilang. Olmert meminta dalam waktu dua kali dua puluh empat jam, anggotanya yang hilang itu bisa dikembalikan dalam kondisi hidup.
Koresponden Al-Jazeera menyebutkan, saat ini pasukan Israel telah menghancurkan sejumlah lubang yang digunakan para pejuang Palestina untuk sampai ke lokasi militer Israel. Israel juga menyatakan, tawaran menukar informasi terkait dengan sandera dengan tahanan Palestina, masih mungkin dijembatani oleh pihak ketiga.
Tuntutan pembebasan tahanan Palestina wanita dan anak-anak untuk ditukar dengan informasi terkait sandera pasukan Israel, diajukan oleh tiga kelompok pejuang Palestina, yakni Batalyon Izzuddin Al-Qassam sayap militer Hamas, Unit Nashir Shalahuddin sayap militer Dewan Perlawanan rakyat, dan Jaisyul Islam. Hingga kini, tercatat 126 orang tahanan wanita di kerangkeng Israel, 300 orang anak-anak di bawah 18 tahun. (na-str/aljzr)