Anggota legislatif utusan masyarakat Arab di parlemen Israel mengungkap informasi penting perihal sikap Olmert yang tetap ngotot melakukan penggalian situs purbakala di wilayah Masjid Al-Aqsha.
Jamal Zahaliqa, nama aleg yang memimpin Perhimpunan Nasional Demokrat, mengatakan bagaimana keras kepalanya Olmert untuk tetap memaksa melakukan penggalian tanah di wilayah Masjid Al-Aqsha. Olmert disebutkan telah melawan pendapat lebih dari 30 orang pakar arkeologi Israel dan dunia, yang melarang Olmert melakukan penggalian di pintu Maghariba, salah satu pintu Masjid Al-Aqsha. Olmert juga dianggap tutup telinga terhadap permintaan Organisasi PBB, Unesco yang juga memintanya untuk tidak "menyentuh" masjid Al-Aqsha.
Menurut Zahaliqa, dalam keterangan khusus pada Quds Pers, Zionis Israel sebenarnya sudah pernah melayangkan surat izin kepada Unesco untuk membangun jembatan besar yang bisa dilalui polisi dan kendaraan besar ke wilayah Masjid Al-Aqsha.
Masih menurut Zahaliqa, “Sasaran jembatan itu sangat berbahaya karena akan memudahkan keluar masuknya pasukan militer Israel dan para ekstrimis Yahudi ke wilayah Masjid Al-Aqsha. ”
Unesco menolak dan memperingatkan Israel untuk tidak melakukan pembangunan jembatan yang bisa merusak peninggalan bersejarah bernilai mahal. Dan bahkan bisa meruntuhkan bangunan di sekitar Maghariba.
Menurut pakar sejarah Zionis, penggalian situs yang terjadi saat ini di Maghariba adalah ilegal dan lokasi itu tidak cocok untuk dilakukan penggalian situs. Dalam siaran radion Israel, seorangt pakar sejarah bernama Maer bin Dov, mengatakan, “Upaya penggalian situs saat ini di jalan Maghariba ilegal dan itu sudah jelas sekali tak perlu penjelasan."
Ia menyambung, "Tidak perlu penggalian, dan tidak ada alasan yang membenarkan pembangunan jembatan besar di jalan Maghariba. ” (na-str/pic)