PM Israel Ehud Olmert benar-benar tak indahkan tekanan dunia dan tak dengarkan jerit kepiluan rakyat Palestina. Setelah berhari-hari melancarkan serangan militer ke Ghaza, kini Olmert menyatakan, bahwa operasi militer Israel untuk membebaskan seorang serdadunya yang ditawan pejuang Palestina dan untuk menghentikan serangan rudal pejuang Palestina, merupakan operasi tanpa batas waktu.
BBC mengutip perkataan Olmert saat ia menyampaikan pidatonya di hadapan para menteri kabinetnya Senin (10/7). “Perang ini tak mungkin bisa diberi batas waktu,” ujar Olmert.
Israel melancarkan serangan baru kemarin dengan menembakan dua rudal ke sejumlah lokasi ke Gaza, hingga menewaskan seorang pejuang Palestina dan melukai dua orang sipil. Menurut tentara Israel, sasaran yang ditujunya adalah sekelompok pejuang Palestina yang akan melontarkan rudal mereka ke wilayah Israel.
Sumber keamanan Palestina mengatakan, sasaran yang dituju oleh militer Israel sekarang ini adalah para pejuang dari beberapa afiliasi. Pada Ahad malam, serangan rudal Israel menimpa sebuah mobil yang membawa pejuang Hamas di dekat kota Ghaza dan melukai 5 orang sipil. Sementara mobil yang dikendarai meledak.
Olmert secara diplomatis tetap mengatakan bahwa serangan militernya hanya memiliki satu misi yaitu pembebasan seorang serdadu Kopral Ghilad Shalit,19, dan menghentikan serangan rudal pejuang Palestina. Israel tidak berniat mencaplok kembali Ghaza karena resiko yang akan ditanggung juga ringan. “Tidak ada niat menduduki Ghaza kembali. Tapi jika memang target operasi militer ini harus menduduki Ghaza, apa boleh buat,” ujar Olmert diplomatis. (na-str/bbc)