DR. Muhammad Salim Awa, Sekjen OKI, menolak memulai dialog apapun dengan Vatikan, sebelum Paus Benedictus XVI meminta maaf atas pidatonya yang berisi pelecehan terhadap Rasulullah saw.
Penegasan Awa ini terkait adanya seruan yang diajukan Paus Vatikan (29/11) kepada sejumlah delegasi ulama Islam, yang pada Oktober sebelumnya sepakat untuk melakukan dialog lintas agama. Paus dalam seruan itu mengundang para ulama Islam untuk datang dan berdialog di Vatikan.
Menurut Awa, ada sikap yang jelas dan tegas bagi OKI, yang tak mungkin diubah, yakni tidak memulai dialog dengan Vatikan sebagai institusi resmi gereja Katholik, jika Paus Benedictus XVI belum meminta maaf atas sikapnya yang menghina Rasulullah saw dan Al-Quranul Karim.
“Kami menganggap penolakan ini adalah respon paling rendah yang mungkin dilakukan menghadapi sikap Paus yang buruk terhadap Rasulullah saw dan Al-Quranul Karim, saat ia menyampaikan pidatonya di Jerman tahun lalu. Khususnya, Paus tidak menyatakan maaf dan merubah sikapnya dalam hal ini satu huruf pun sampai sekarang. Semua keterangan yang dikeluarkan hanyalah permainan kata dan upaya untuk memunculkan perasaan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. ”
Awa menambahkan bahwa pihaknya tidak akan berdialog terhadap pihak manapun yang melecehkan agama Islam, nabi Islam dan Al-Quran Islam. “Kami bahkan akan menyerukan untuk memboikot pihak tersebut. Dan bila para ulama saudara-saudara kami melakukan kesepakatan untuk berdialog dengan Vatikan, kami harap mereka sukses. Tapi hal itu tak berarti merubah sikap kami terkait masalah Paus Vatikan. ”
Menurut Awa, pihaknya akan menyambut dialog dengan seluruh kaum Kristiani yang tidak mewakili institusi resmi Vatikan. “Saudara-saudara kami dari Katholik di berbagai tempat di Arab dan di dunia, yang tidak menjadi perwakilan resmi Vatikan, hubunan kami dengan mereka adalah hubungan persaudaraan kemanusiaan. OKI akan berdialog dengan siapapun kecuali mereka yang sejalan dengan pemikiran Paus Vatikan, ” ujar Awa. (na-str/iol)