Organisasi Kerjasama Islam mengatakan (OKI), keputusan Burma untuk menolak keberadaan perwakilannya di negara itu, merupakan langkah mundur yang tampaknya berlawanan dengan persetujuan sebelumnya yang dicapai OKI dengan para pejabat Burma.
Maha Akeel, jurubicara OKI, mengatakan, kelompok itu masih belum menerima pemberitahuan resmi, bahwa izin untuk membuka kantor perwakilan OKI telah ditolak, tetapi pengumuman yang disampaikan Presiden Burma itu mengejutkan para pejabat OKI.
“Ini adalah langkah mundur, karena persetujuan tertulis telah ditandatangani untuk perizinan membuka sebuah kantor kemanusiaaan yang akan membantu semua komunitas yang hidup di wilayah Rakhine, bukan saja kaum Muslim,” kata Akeel.
Pekan ini, ribuan biksu Buddha dan warga lainnya melakuka aksi protes terkait rencana pembukaan kantor organisasi 57 negara itu, yang telah menyelidiki kekerasan komunal di negara bagian Rakhine.
OKI berkunjung ke Burma bulan lalu setelah pecah kerusuhan di Rakhine antara warga Rohingya, yang sebagian besar Muslim, dan penduduk setempat Rakhine, yang kebanyakan beragama Buddha.
Konflik itu membunuh ratusan warga dan menelantarkan puluhan ribu lainnya, memicu peringatan PBB akan terjadinya krisis kemanusiaan.(fq/voa)