Sekjen OKI, Akmaludin Ihsan Oglo, memperingatkan Israel untuk tidak sekali-kali melakukan tindakan merusak lokasi masjid Al-Aqsha sebagai tempat diisra’kannya Rasulullah saw.
Oglo menyatakan hal tersebut menanggapi informasi sekelompok Yahudi Zionis yang sedang membangun sinagog di areal masjid yang menjadi kiblat pertama umat Muslim.
Menurut Oglo, apa yang dilakukan Yahudi Zionis itu adalah langkah permusuhan yang nyata terhadap tempat suci kaum Muslimin dan telah menyentuh sensitifitas akidah kaum Muslimin.
Tiga hari lalu, sekelompok imigran Yahudi dari wilayah jajahan di Al-Quds, membangun sinagog dengan bangunan empat tingkat. Lokasi pembangunan sinagog terletak di perkampungan Muslim yang berdekatan dengan lokasi Qubbatu Sakhrah (masjid berkubah emas yang selama ini menjadi simbol Palestina) di Al-Quds Timur. Ini adalah sinagog pertama yang dibangun orang-orang Yahudi sejak Israel merampas kota Al-Quds tahun 1967. Dan bila sinagog ini terus dibangun, maka bangunannya akan menutupi pemandangan qubbatu sakhrah. Inilah yang dikritik tajam oleh Sekjen OKI, Ihsan Oglo.
Oglo dalam pernyataannya (22/1) mengatakan, “Apa yang dilakukan Israel dengan melakukan serangan terus menerus terhadap kesucian tempat diisra’kannya Rasulullah saw, merupakan tanda ancaman serius yang mengancam masjid Al-Aqsha. Masalah ini akan memunculkan akibat yang buruk karena telah menyentuh perasaan dan sentimen kaum Muslimin hingga bisa memicu kekacauan di Timur Tengah.”
Lebih lanjut Oglo menghimbau masyarakat internasional untuk turut bertanggung jawab agar tidak bersikap diam terhadap Israel yang selama ini bebas melakukan rencana Zionisme dan tidak tunduk dengan undang-undang internasional.
“Yahudi Israel telah melakukan penodaan terhadap berbagai tempat agama, bersejarah dan merubah tata letak rumah penduduk dan bangunan di tanah yang dijajahnya, ” kata Oglo.
Sinagog yang sedang dibangun, dilakukan oleh kelompok Atherat Cohanem. Mereka mengklaim bahwa lokasi pembangunan sinagog itu adalah lokasi sinagog yang hancur pada tahun 1936 akibat gempa bumi.
Abdul Jawad, salah seorang penduduk di Al-Quds mengatakan, “Mereka telah menutup lokasi itu dengan pagar dan orang-orang dilarang masuk ke lokasi itu karena sudah menjadi daerah terlarang. Tapi kami bisa mengetahui karena mereka lalu lalang membawa semen, batu, pasir dan besi besi untuk membangun sinagog di tanah kita.”
Sementara itu, Syaikh Kamal Khatib, wakil ketua Harakah Islamiyah di tanah pendudukan 1948 menegaskan, bahwa pembangunan sinagog itu bagian dari yahudisasi Al-Quds. Kepada Islamonline, ia mengatakan, “Ancaman terhadap Masjid Al-Aqsha sekarang semakin serius daripada waktu sebelumya. Dunia Islam dan Arab harus segera bergerak menyelamatkannya.”
Menurutnya, Israel mendapat pasokan dana besar dari sejumlah yayasan asing, khususnya AS, untuk membangun gedung sinagog tersebut. (na-str/iol)