Iyad Ameen Madani, Sekretaris Jenderal OKI – Organisasi Kerjasama Islam, “secara resmi mengecam ‘deportasi paksa atas umat Kristen oleh Islamic State (IS) , dan ia menyebutnya sebagai ‘kejahatan yang tidak dapat ditoleransi.” Ia mengatakan tindakan kelompok militan ISIS tidak ada hubungannya dengan prinsip prinsip Islam yang menyerukan keadilan, kebaikan, kebebasan iman dan hidup berdampingan. ”
Dan ini adalah “kutukan kami yang paling jelas.” ujarnya.
Sementara itu, ulama Turki, Mehmet Gormez menyatakan umat Islam tidak harus bermusuhan terhadap “orang-orang yang memiliki pandangan yang berbeda, nilai-nilai dan keyakinan, dan menganggap mereka sebagai musuh.”
Komentar mereka datang pada saat pemimpin Kristen di Irak mendesak para pemimpin Muslim di seluruh dunia untuk mengecam kekerasan anti-Kristen di negara ini. Dalam dekade terakhir, sebagian besar orang Kristen Irak telah melarikan diri berlindung di wilayah otonomi Kurdistan.
“Deklarasi tersebut tidak memiliki legitimasi apapun,” ujar Mehmet Gormez, kepala Direktorat Urusan Agama, otoritas keagamaan tertinggi di Turki.
“Sejak kekhalifahan dihapuskan … telah ada beberapa gerakan yang berpikir bahwa mereka dapat membangun kembali khilafah, tetapi mereka jauh dari kenyataan, baik dari perspektif politik atau hukum.”
Gormez mengatakan ancaman pembunuhan terhadap non-Muslim oleh ISIS adalah sangat merusak. “Pernyataan yang dibuat terhadap umat Kristen benar-benar mengerikan. Ulama Islam perlu fokus , ketidakmampuan untuk mempertahankan agama dan budaya lain adalah tanda runtuhnya peradaban, ” katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Fakta yang ada, Daulah Islam menerapkan pilihan untuk membayar Jizyah bagi umat non Muslim, dengan pilihan , memilih Islam sebagai agama, atau membayar Jizyah untuk keamanan non Muslim di wilayah kekuasaan Daulah Islam, atau perang sebagai pilihan terakhir.(Arby/Dz)
(JL/KH)