Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan menggelar pertemuan tiga hari di Pakistan pada bulan November mendatang untuk menyusun draft rencana aksi untuk membantu para pengungsi.
Menurut juru bicara Komisi Pengungsi PBB (UNHCR), Fatma Bassiouni, konferensi OKI pada bulan November mendatang merupakan kesempatan untuk memperkuat kerjasama untuk menanggulangi masalah-masalah pengungsian.
Pertemuan November yang digelar atas kerjasama dengan UNHCR, akan membahas apa yang nantinya disebut ‘Deklarasi Islamabad’ yang akan menjadi deklarasi pertama OKI terkait dengan posisi mereka terhadap masalah pengungsian. Deklarasi serupa sudah dilakukan oleh negara-negara Afrika dan Amerika Latin.
Menurut data PBB, sejumlah negara anggota OKI menampung 9,4 juta dari 20,8 juta pengungsi yang ada diseluruh dunia, yang menjadi perhatian UNHCR. Angka itu termasuk para pengungsi dari Palestina yang terusir dari rumah-rumah mereka akibat penjajahan Israel dan pengungsi asal Aghanistan di Pakistan dan Iran, akibat konflik yang melanda melanda Afghanistan.
Pertemuan OKI di Pakistan juga akan membahas masalah perlindungan terhadap para pengungsi Muslim dan mencari solusi agar masalah pengungsi tidak berlarut-larut.
"Pertemuan akan menekankan masalah pemberian suaka dan memfokuskan pada kontribusi yang telah diberikan negara-negara Islam dalam menanggung beban bersama terhadap para pengungsi dalam situasi dunia sekarang ini," ujar Fatma.
Faktanya, selama ini sejumlah negara OKI bersedia untuk memberikan perlindungan dan bantuan pada para pengungsi. "Perlindungan terhadap pengungsi dan suaka, keduanya sudah lama menjadi tradisi yang positif di dunia Islam," tambah Fatma.
Lebih lanjut ia mengatakan, masalah pengungsi Libanon yang jumlahnya mencapai 900 ribu orang, korban agresi militer Israel belum lama ini, diharapkan akan menjadi salah agenda yang akan dibicarakan dalam pertemuan di Pakistan nanti. (ln/iol)