Arab Saudi secara resmi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada tahun 2014 dan melarang organisasi itu di kerajaan.
Pada 1950-an, Arab Saudi memberi perlindungan bagi ribuan aktivis Ikhwanul Muslimin yang menghadapi penjara dan penindasan di Mesir, Suriah, dan tempat lain. Kelompok itu kemudian mendapatkan pengaruh di Kerajaan Saudi.
Putusnya hubungan Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin terjadi setelah invasi Irak ke Kuwait tahun 1990 dan keterlibatan Saudi dalam invasi pimpinan AS ke Irak tahun 2003. Kelompok itu secara terbuka mengkritik kehadiran militer AS di Kerajaan Saudi dan afiliasinya mencari reformasi politik.
Pihak berwenang menghancurkan kampanye organisasi itu, menyalahkan gerakan tersebut karena menyebarkan perbedaan pendapat, dan pada tahun 2002 menteri dalam negeri setempat mengatakan Ikhwanul Muslimin adalah “sumber semua kejahatan di kerajaan.”
Pada 2013, Arab Saudi mendukung kudeta militer di Mesir yang membuat Menteri Pertahanan Abdel Fattah Al-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih dalam pemilu demokratis pertama di negara itu. Morsi yang telah meninggal saat menjalani hukuman penjara yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin.(sdo)