Sembilan mayat, beberapa dari mereka dimutilasi, ditemukan di sebuah kota dekat Damaskus, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan Jumat ini (15/6).
Lembaga pengawas berbasis di Inggris ini, mengatakan tidak jelas siapa yang melakukan pembunuhan tetapi kelompok oposisi menyalahkan milisi pro-pemerintah dan menuntut aksi internasional untuk mencegah “pembantaian” seperti ini berlanjut.
“Mayat sembilan orang ditemukan di Hamouria di provinsi Damaskus, beberapa mayat lehernya terbelah,” lapor Observatorium.
“Tidak jelas siapa yang melakukan serangan itu,” kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Dewan Oposisi Nasional Suriah mengatakan sembilan korban tewas adalah petani yang telah “dibantai dengan darah dingin.”
Dikatakan para pembunuh telah memotong tangan, kaki dan alat kelamin kesembilan korban.
Dewan Komando Revolusioner di provinsi Damaskus mengatakan bahwa pembunuhan terjadi di tengahpemboman intens di wilayah tersebut oleh pasukan pemerintah, menggunakan artileri berat, tank dan pesawat.
Kelompok aktivis meminta negara-negara Arab dan Islam, dan PBB untuk mengakhiri kejahatan rezim dan pembantaian yang dilakukan milisi pro rezim.
Secara keseluruhan, sedikitnya 84 orang tewas dalam bentrokan dan pemboman di seluruh Suriah pada Kamis kemarin, 48 korban adalah warga sipil, kata Observatorium.(fq/afp)