Kekerasan di Suriah menewaskan 119 orang pada hari Kamis kemarin (21/6), sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, menambahkan bahwa korban tewas termasuk 66 warga sipil dan 43 tentara rezim.
“Ini telah menjadi salah satu hari paling berdarah di Suriah sejak pemberontakan anti-rezim pecah pada Maret tahun lalu,” kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada kantor berita AFP.
Di Homs, fajar menyingsing disambut dengan serangan mortir hingga siang hari, seorang warga Faris Waleed mengatakan.
“Sekarang saya bisa mendengar satu atau dua mortir jatuh setiap setengah jam. Ini adalah hari yang tenang dibandingkan beberapa hari terakhir,” ujarnya.
Dua orang tewas di lingkungan Khalidiya Kamis kemarin, ia menambahkan.
Dalam kekerasan lain pada hari Kamis kemarin, para aktivis mengatakan 18 orang tewas ketika pasukan pemerintah menghujani peluru ke desa Enkhel di selatan provinsi Deraa, tempat kelahiran pemberontakan.
Video yang diposting di Internet menunjukkan sembilan mayat dibungkus dengan selimut dan dikelilingi oleh laki-laki dan wanita yang menangis.(fq/afp)