Menteri Kesehatan Palestina, Basim Na’im mengatakan banyak obat-obatan yang dikirim ke Gaza, yang berasal dari sumbangan masyarakat dari berbagai negara sudah tidak layak pakai.
Menurut laporan, 22 persen obat-obatan dari hasil donasi yang dikirim ke kementerian kesehatan Hamas di Gaza adalah obat-obatan yang sudah kadaluarsa, kualitasnya buruk atau tidak cocok untuk dikonsumsi.
Na’im tidak menjelaskan lebih lanjut darimana dan kapan obat-obatan kadaluarsa itu tiba di Gaza. Tapi sebuah laporan menyebutkan bahwa beberapa bulan yang lalu pihak bea cukai Palestina di Betlehem, Tepi Barat, memusnahkan obat-obatan yang dinilai berbahaya jika dikonsumsi manusia.
Dalam acara workshop rekonstruksi fasilitas kesehatan di Gaza, Na’im mengatakan, Gaza masih membutuhkan obat-obatan yang sebenarnya sangat diperlukan, tapi jenis obat-obatan itu tidak tersedia karena negara-negara donor menyeleksi obat-obatan yang akan dikirim ke Gaza.
Untuk mengatasi masalah kesehatan dan merekonstruksi kembali fasilitas kesehatan di Jalur Gaza, Kementerian Kesehatan Palestina mendapat bantuan dari Persatuan Dokter Arab yang sudah mulai melakukan program pelatihan bagi warga Gaza yang bekerja di sektor kesehatan.
Selain, kata Na’im, negara Qatar sudah menyatakan kesediannya untuk menjadi tuan rumah konferensi untuk pelatihan para pekerja kesehatan di Gaza. (ln/prtv)